REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, sangat terpukul mendengar kabar bayi usia lima bulan, harus kritis akibat dikubur hidup-hidup oleh ibu kandungnya. Akibat kejadian ini, pihaknya menginstruksikan supaya seluruh bidan dan dokter di kecamatan melakukan pendampingan terhadap ibu hamil.
"Ibu kandung bayi malang ini, dikabarkan depresi. Sepertinya, terkena sindrom babyblues," ujar Anne, saat menengok bayi Dian yang menjalani perawatan di RSUD Bayu Asih, Kamis sore (28/3).
Sindrom babyblues ini, lanjut Anne, jangan dianggap sepele. Karena, dampaknnya bisa mengerikan. Salah satu contohnya, yang terjadi pada ibu kandung bayi, Wartini (35 tahun) warga Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes.
Ibu muda ini, tega mengubur bayinya Dian Asriani yang baru berusia lima bulan. Dian, dikubur hidup-hidup bersama baju yang dipakainya di hari yang nahas itu, di kedalaman sekitar 60 cm. "Bayi cantik ini, dikubur sepertinya lebih dari 30 menit. Karena, saat datang ke RSUD sudah dalam kondisi hilang kesadaran. Bahkan, di paru-parunya banyak pasir," ujar Anne.
Karena itu, pihaknya ingin pascakejadian ini, bidan desa, perangkat desa, termasuk dokter di Puskesmas untuk meningkatkan lagi kewaspadaan. Bahkan, pendampingan dan edukasi terhadap ibu hamil harus maksimal lagi. Terutama, edukasi mengenai pentingnya peran suami dan keluarga terhadap ibu hamil tersebut. Jangan sampai, kasus seperti ini terulang lagi.
Mengenai biaya perawatan bayi malang ini, Anne mengaku Pemkab akan menjaminnya. Bahkan, upaya maksimal harus dilakukan. Supaya, bayi ini bisa melewati masa kritisnya dan bisa tumbuh dengan normal.
Untuk ibu kandungnya, Anne meminta supaya segera diperiksakan kejiwaannya. Jika, terbuka mengidap penyakit jiwa, maka langkah selanjutnya ibu tersebut perlu mendapat perawatan ahli kejiwaan. "Apalagi, ibu ini punya dua anak. Pertama yang usia 10 tahun. Kedua, bayi malang Dian," ujar Anne.