REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dana wakaf berpotensi untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat. Bahkan, dana wakaf ini juga membuka peluang memajukan institusi pendidikan seperti pendidikan tinggi. Namun, dalam penerapannya dana wakaf ini masih ada yang belum tergali secara optimal.
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Mohammad Muh mengatakan, perlu pemikiran dan terobosan baru agar wakaf ini dapat tergali secara optimal.
"Kalau ini bisa dilakukan, maka potensi besaran dana wakaf akan dapat mengembangkan potensi SDM umat Muslim menuju kesejahteraan bersama," kata Nur saat memberikan kuliah umum di Universitas Islan Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, perwakafan dapat menopang kemajuan peradaban di Indonesia itu sendiri. Untuk itu, penggalangan dana wakaf perlu untuk terus digalakkan. Tentunya hal ini dapat dimulai dari perguruan tinggi. Yang mana pendidikan tinggi, khususnya yang berbasis Islam berpotensi besar dalam penggalangan dana wakaf.
"Kesadaran berwakaf perlu ditanamkan sejak muda, sejak mahasiswa," kata Nur.
Ia menjelaskan, dana wakaf yang dikembangkan dapat menghasilkan keuntungan. Pengembangan dana wakaf sudah seharusnya untuk disesuaikan dengan revolusi industri 4.0 saat ini. Oleh sebab itu, butuh SDM yang aktif, kreatif dan inovatif dalam menyesuaikan perubahan yang begitu cepat.
"Dengan begitu akan bisa dicapai kemajuan perwakafan yang selalu bisa menyesuaikan kemajuan peradaban," lanjutnya.
Ia menegaskan, dalam konsep wakaf yang bisa dibagi hanyalah keuntungannya saja. Tentunya ini akan membawa kesejahteraan bagi umat Islam secara adil. Bahkan, dapat menjadi terobosan baru bagi sistem dahwah di Indonesia. Selain itu, lanjutnya, meninggikan mertabat umat Islam dan melahirkan keadilan baik bagi pewakaf maupun pengelolanya.
"Karena wakaf merupakan amal jariyah," ujar Nuh.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Waryono mengatakan, UIN Suka sendiri memberi wadah untuk beramal melalui wakaf. Tidak hanya bagi civitas akademika, namun juga membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk beramal.
"UIN Suka juga membuka kemungkinan memajukan kampus UIN Suka dengan dana wakaf," ujar Waryono.