REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mendukung penuh upaya penanaman pohon di sepanjang garis pantai Sumatra Barat untuk mengantisipasi bahaya bencana gelombang tsunami. Menurut Doni, pohon seperti cemara udang sangat efektif untuk menahan gelombang air laut sehingga dapat meminimalisasi bahaya untuk masyarakat.
"Untuk itu penanaman pohon di sepanjang pesisir pantai sangat efektif dalam meminimalisir risiko bencana, karena pohon dapat menahan gelombang air laut," kata Doni, Sabtu (30/3).
Doni menambahkan upaya menangkal bencana tsunami ini merupakan program jangka panjang. Karena pohon yang ditanami di pesisir pantai akan tumbuh dalam waktu yang cukup lama yakni hingga 10 tahun sampai 20 tahun ke depan.
Di Sumbar terutama di Kota Padang telah memulai kegiatan tanam sejuta pohon di pesisir pantai dimulai sejak 15 Maret ini. Penanaman telah dimulai dari Pantai Lapas Muaro Padang sampai Pariaman. Jenis pohon yang ditanam ialah cemara udang, pulai, dan akar wangi.
"Dampak dan manfaat (penanaman pohon) ini akan terlihat nantinya," ujar Doni.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan kegiatan tanam sejuta pohon ini selain di Padang dan Pariaman, akan berlanjut ke Pesisir Selatan, Pasaman Barat, sampai ke Kepulauan Mentawai. Nasrul berharap selama tiga sampai lima tahun ke depan daerah pesisir pantai di Sumbar akan hijau semua sehingga bisa menjadi benteng bila terjadi gelombang besar.
Nasrul mengajak semua elemen masyarakat turut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain ikut menanam, Wagub ingin masyarakat membantu merawat pohon-pohon yang sudah ditanam. Sumbar, kata dia, masih punya potensi terjadinya bencana gempa yang mengakibatkan adanya gelombang laut yang akan menghempas wilayah di dekat pantai.
"Program ini harus kita laksanakan segera, karena potensi gempa 8,8 SR masih mengancam kita, untuk itu perlu kepedulian masyarakat bisa menjaga dan merawat pohon-pohon yang ditanam," ucap Wagub.