REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua tim pemenangan nasional pasangan calon nomor ueur 01 Erick Thohir enggan menanggapi seleksi kursi menteri jika Joko Widodo-Ma'ruf Amin terpilih kembali. Menurut dia, pembahasan kursi menteri saat ini masih terlalu dini.
"Ya menang aja belom, pemilihan kan baru 17 April," kata Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (30/3).
Pernyataan dilontarkan menyusul calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang telah mengumbar nama-nama menteri jika dirinya terpilih sebagai kepala negara periode 2019-2024 nanti. Prabowo memasukkan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Presiden PKS Sohibul Iman, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam jajaran kabinetnya.
Menurut Erick, Prabowo lebih baik fokus untuk memenangi Pilpres 2019. Terlebih dia mengatakan, nama-nama calon menteri yang disebutkan Prabowo belum tentu punya kapasitas.
Erick mengatakan, Jokowi pasti akan memilih menterinya setelah memenangi Pilpres. Mantan wali kota Solo itu kemungkinan juga akan meninjau kembali menteri-menteri yang ada pada pemerintahan periode pertamanya.
"Lah kan yang kita pilih kan presidennya, bukan menterinya, wakil presidennya," katanya.
Hal serupa juga disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily. Dia berpendapat, penyebutan nama menteri merupakan upaya 'jualan' Prabowo kepada partai koalisi partai pendukung.
Dia menilai, apa yang dilakukan Prabowo dinilainya sebagai upaya mengikat partai pendukung yang dianggap kurang solid. Ace menilai, selama ini koalisi opoisisi memang belum sepenuhnya menunjukkan soliditas.
Sebelumnya, pernyataan Prabowo terkait kursi menteri saat berkampanye di lapangan Sidolig, Kota Bandung, Jawa Barat. Ketua Umum Partai Gerindra itu berpendapat, nama-nama calon menteri harus diungkapkan agar rakyat tidak salah pilih alias membeli kucing dalam karung.