REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengampanyekan gerakan Kembali ke Meja Makan untuk memperkuat jalinan hubungan di dalam keluarga, Ahad (31/3).
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN M Yani mengatakan saat ini Indonesia mulai memasuki revolusi industri 4.0. Menurutnya, era ini sangat rawan nilai dan arti di dalam keluarga luntur bila tidak siap menghadapi kemajuan zaman.
"Masyarakat dapat mengambil bagian meminimalisasi dampak negatif revolusi industri 4.0. Misalnya dalam lingkup kecil keluarga, budaya untuk makan bersama di meja makan perlu diterapkan setiap hari agar terbentuk karakter yang baik. Keluarga merupakan wadah pertama dan utama pendidikan karakter,'' kata Yani di Kawasan GOR Haji Agus Salim, Padang, Ahad.
Yani menjelaskan BKKBN selaku lembaga negara yang melayani hajat hidup keluarga Indonesia ingin menciptakan regenerasi SDM berkualitas. Dia mengatakan laju Industri 4.0 secara langsung maupun tidak langsung akan memiliki kontribusi pada pembentukan peranan dan relasi anggota keluarga dengan peranan sosialnya.
Berbagai dampak dari industri 4.0 terhadap keluarga akan mempengaruhi pembangunan kualitas SDM. Bagi keluarga yang tidak siap menghadapi fenomena tersebut cenderung tidak optimal dalam menjalankan delapan fungsi keluarga.
Launching Gerakan Kembali ke Meja Makan oleh BKKBN di GOR Haji Agus Salim, Padang, Ahad (31/3).
Yani menyebut di dalam program pembangunan nasional akan diawali dengan penguatan dan pembangunan keluarga. Bila pembangunan keluarga tidak mampu menjawab berbagai peluang dan tantangan industri 4.0 maka akan membuat pembangunan nasional menuju 10 besar ekonomi dunia pada 2030 akan terhambat.
"Diperlukan strategi keluarga dalam menghadapi industri 4.0. BKKBN menyelenggarakan kegiatan Gerakan Kembali Ke Meja Makan bersama keluarga supaya hubungan pembentukan karakter yang kuat dimulai dari keluarga," ujar Yani.
Berkumpul bersama keluarga di jam makan malam bisa mencegah hal-hal buruk yang mengancam anak-anak bangsa. Dengan memperat komunikasi di antara anggota keluarga akan mencegah terjeratnya anak-anak dari bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Selama ini kasus-kasus narkoba, dan pergaulan bebas yang negatif lainnya sering berawal dari kurangnya perhatian dari keluarga.
Sosialisasi Kembali ke Meja Makan yang dilakukan BKKBN ini bersamaan dengan acara Gowes Nusantara 2019 yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Deputi III Kemenpora Deputi III Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta mengatakan pentingnya memperkuat karakter anak-anak bangsa dengan berolahraga bersama dan saling berbagi di meja makan. Dia mengatakan, kesolidan anggota keluarga akan melahirkan energi positif sehingga karakter anak-anak bangsa menjadi lebih kuat menyongsong masa depan.
"Jadi generasi muda kita, sehat jasmani, sehat rohani dan positif di lingkungan sosial," ujar Isnanta.
Launching Gerakan Kembali ke Meja Makan oleh BKKBN di GOR Haji Agus Salim, Padang, Ahad (31/3).
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam kesempatan yang sama menyampaikan, sosiaslisasi Kembali ke Meja Makan yang dimunculkan oleh BKKBN punya ruh yang sama dengan program Pemko Padang, yakni gerakan 18-21. Gerakan ini adalah gerakan berkumpul bersama keluarga mulai pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB.
Dalam rentang waktu tiga jam tersebut kata Mahyeldi, semua anggota keluarga harus berkumpul untuk mengaji bersama, makan malam bersama, pendampingan anak-anak belajar dari orang tua dan berbincang menyelesaikan keluarga bersama. Di situ kata Mahyeldi akan membentuk karakter anak-anak bangsa.
"Gerakan Kembali Ke Meja Makan adalah upaya bersama mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga. Kata 'meja makan' bukan berarti harus adanya meja makan tetapi mengandung makna menggunakan kesempatan atau momentum makan untuk berkumpul,’’ ucap Mahyeldi.