REPUBLIKA.CO.ID, BEIRA -- Ratusan ribu penyintas memerlukan bantuan makanan, air dan tempat tinggal setelah topan Idai melanda Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi. Sampai dengan Sabtu (30/3), sedikitnya 746 orang dilaporkan meninggal akibat hujan lebat yang melanda sebelumnya.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah, berikut ini dampak dari badai tersebut di ketiga negara. Di Mozambik, Topan Idai menghempas pada malam hari 14 Maret di kota pelabuhan Beira, dengan membawa angin kencang dan hujan.
Tanggul pada dua sungai utama, yaitu Buzi dan Pungue jebol sehingga air menenggelamkan seluruh desa dan banyak mayat korban mengambang. Sebanyak 501 orang meninggal, 1.523 korban cedera, dan 99.317 rumah hancur.
Sebanyak 669.903 hektare sawah rusak, dengan 1,8 juta orang terpapar bencana tersebut. Di Zimbabwe timur, badai menyapu pada 16 Maret meluluhlantakkan rumah-rumah dan banjir di permukiman penduduk di Chimanimani dan Chipinge.
Pemerintah mengatakan topan menyebabkan 185 korban jiwa, sedangkan Badan Migrasi PBB menyebut jumlah korban jiwa 259 orang. Selain itu, 200 orang terluka, 16 ribu keluarga kehilangan tempat tinggal dan 250 ribu orang terdampak bencana.
Sebelumnya badai melanda Malawi. Hujan lebat dan banjir di dataran rendah sekitar Sungai Shire di distrik Chikwawa dan Nsanje di Malawi bagian selatan. Hujan terus mengguyur setelah badai menambah penderitaan bagi puluhan ribu orang. Di tempat itu dilaporkan terdapat 60 korban jiwa, 672 korban luka-luka, 19.328 rumah tangga kehilangan tempat tinggal, dan 868.895 orang terdampak.