Senin 01 Apr 2019 05:37 WIB

LAZ Al Azhar Bangkitkan Desa Erupsi Jadi Desa Kopi

Pertanian Kopi Kelud, Kediri, kini kembali meningkat.

Suasana Festival Kopi Kelud yang diadakan oleh Pemkab Kediri bersama LAZ Al Azhar.
Foto: Dok LAZ Al Azhar
Suasana Festival Kopi Kelud yang diadakan oleh Pemkab Kediri bersama LAZ Al Azhar.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri dan LAZ Al Azhar menggelar acara Festival Ngopi 1.215 Cup di desa binaan LAZ Al Azhar Dusun Laharpang, Desa Puncu, Kediri, Jawa Timur,   Ahad (24/3).  Acara menikmati Kopi Kelud beramai-ramai ini diadakan dalam rangka perayaan HUT Kediri yang ke 1.215 sekaligus refleksi lima tahun bencana erupsi Gunung Kelud.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri Adi Suwignyo dan diikuti oleh ribuan masyarakat sekitar Gunung Kelud. Selain diadakan pesta kopi gratis 1.215 gelas, juga diadakan lomba roasting kopi, pasar rakyat, konvoi bermotor ke puncak Gunung Gede, kongkow budaya masyarakat Kelud dan doa bersama.

“Festival masyarakat Kelud ini juga digelar untuk mendorong pariwisata dan mengangkat seluruh budaya, potensi dan kearifan lokal ke hadapan ribuan pengunjung dan pejabat Pemkab Kediri. Masyarakat menyambut baik kegiatan ini dan turut menyukseskan dengan cara  berbondong-bondong hadir di  lokasi acara,”  ujar Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar, Agus Nafi’ dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (31/3).

photo
Mashyarakat berbondong-bondong menghadiri Festival Ngopi 1.215 Cup yang diadakan dalam rangka perayaan HUT Kediri yang ke 1.215 sekaligus refleksi lima tahun bencana erupsi Gunung Kelud.

Ia menambahkan, Kopi Kelud yang memiliki rasa khas karena tumbuh di sekitar Gunung Kelud,  menjadi primadona dalam acara ini. Sejak masa pra kemerdekaan,  Desa Puncu sebenarnya memiliki pabrik kopi dengan nama Pabrik Kopi Koncis. Namun,  karena sering diterjang bencana erupsi -- salah satunya tahun 2014 lalu -- kejayaan pertanian Kopi Kelud juga ikut terpuruk. “Berprofesi menjadi petani kopi pun sudah tidak diminati lagi oleh warga karena hasilnya yang tidak pasti,” ujarnya.

LAZ Al Azhar yang terjun langsung ke Dusun Laharpang untuk melakukan aksi kemanusiaan pasca erupsi, melanjutkan dengan program pemulihan ekonomi. “Untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat, LAZ Al Azhar mendirikan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), dan Saung Ilmu serta menempatkan seorang Dasamas (Da’i Sahabat Masyarakat) untuk mendampingi masyarakat yang fokus utamanya agar perekonomian warga khususnya petani kopi bisa bangkit lagi”, jelas Agus.

Melalui pendampingan rutin, pertanian kopi di Desa Laharpang terus meningkat. Koperasi Unit Bersama (KUB) Kopi Kelud yang baru berjalan satu tahun eksistensinya sudah menusantara. Pada tahun 2018, KUB Kopi Kelud  berhasil memproduksi 2,7 ton kopi bubuk dengan omset Rp  126 juta dan dapat memberikan alternatif pendapatan selain cabai.

Peran pemuda desa setempat juga sangat besar andilnya  dalam menggeliatkan kembali perekonomian Dusun Laharpang. Pertanian kopi yang dulu sempat ditinggalkan, kembali diminati oleh berbagai kalangan masyarakat termasuk generasi muda.

“Dusun Laharpang  kini menjadi ikon baru bagi Kediri dengan pertanian kopi dan cabainya. Dengan potensi alam puncak Kelud, potensi ekonomi di bidang pertanian dan potensi sosial masyarakat yang besar di Laharpang, Pemkab Kediri menjadikan Desa Puncu sebagai Desa Wisata, dengan Dusun Laharpang sebagai Kampung Kopi Kelud,”, pungkas Agus. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement