Senin 01 Apr 2019 09:00 WIB

Zuzana Buktikan Bisa Menang tanpa Serang Lawan

Caputova akan mulai menjabat pada Juni.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
 Presiden terpilih Slovakia Zuzana Caputova.
Foto: EPA-EFE/Martin Divisek
Presiden terpilih Slovakia Zuzana Caputova.

REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Sosok yang terpilih sebagai presiden perempuan pertama Slovakia, Zuzana Caputova mengatakan, ia dapat menang tanpa perlu menyerang lawan. Ia telah bertarung dengan kampanye positif berdasarkan nilai progresif dan reformasi politik dan menyuguhkan momen langka untuk politik Eropa Tengah.

"Saya senang bukan hanya untuk hasilnya, tetapi terutama adalah mungkin untuk tidak menyerah pada (ideologi politik) populisme, untuk mengatakan yang sebenarnya, meningkatkan minat tanpa perbendaharaan kata yang agresif," kata Caputova, dilansir di The Guardian, Senin (1/4).

Baca Juga

Caputova merupakan seorang pengacara berusia 45 tahun dan juga aktivis antikorupsi. Ia memenangkan 58,4 persen suara dalam jajak pendapat pada Sabtu, dan akan mulai menjabat pada Juni.

Kampanyenya menggunakan slogan 'Stand up to evil' atau berarti 'Melawan kejahatan', tetapi ia menghindari serangan pribadi terhadap lawan-lawannya. Ia telah berbicara tentang pentingnya nilai-nilai humanisme, solidaritas, dan kebenaran.

"Mari kita cari apa yang menghubungkan kita. Mari kita promosikan kerja sama di atas kepentingan pribadi," katanya kepada kerumunan pendukung di Bratislava.

Ia merupakan seorang aktivis yang terkenal karena memblokir tempat pembuangan akhir yang direncanakaan di kota kelahirannya pada 2016. Dia juga berperan dalam protes antipemerintah yang terjadi setelah pembunuhan jurnalis investigasi Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova.

Setelah melampaui putaran pertama pemungutan suara dua pekan lalu, ia dengan nyaman memenangkan putaran kedua. Caputova melawan Maros Sefcovic, seorang komisioner energi Uni Eropa yang didukung oleh partai pemerintahan Smer.

Di seluruh Eropa tengah, kaum liberal berjuang melawan pesan dari pemerintah tentang migrasi, dan masalah sosial. Namun, pesan Caputova mulai bergema, terutama di Bratislava dan kota-kota lain sehingga membuat frustrasi para politikus di antara demografi muda yang berpendidikan dengan baik.

"Ini menunjukkan kaum liberal harus tetap liberal, dan tidak melawan propaganda dengan propaganda. Ini menunjukkan apa yang dapat Anda lakukan dengan kandidat berkualitas tinggi dan kampanye yang baik dan positif," kata analis dari Carnegie Endowment, Balazs Jarabik.

Namun, ia mengingatkan kemenangan Caputova terjadi dengan tingkat partisipasi rendah lebih dari 40 persen. Selanjutnya pemilihan Eropa pada Mei, dan pemilihan parlemen tahun depan mungkin akan melihat hasil yang begitu berbeda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement