REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR - Siswa putus sekolah untuk tingkat SMP atau sederajat di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkat.Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur Partono menjelaskan rata-rata putus sekolah karena faktor kehidupan sosial, bukan persoalan ekonomi karena biaya pendidikan sudah dibantu pemerintah daerah.
Pada 2018 tercatat sebanyak 153 siswa SMP putus sekolah atau meningkat dibanding pada 2017 yang berjumlah 147 orang. "Kami mencatat pada 2018 angka siswa SMP putus sekolah sebanyak 153 orang atau meningkat sekitar empat persen dibanding pada 2017 sebanyak 147 siswa," kata Partono pada Senin (1/4). Ia menjelaskan siswa putus sekolah atau drop out (DO) karena berbagai alasan di antaranya faktor kehidupan sosial, pergaulan, dan kehidupan keluarga yang berantakan.
Partono menjelaskan sebagai upaya untuk menekan tingginya angka putus sekolah maka Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur meminta para guru Bimbingan Konseling (BK) dan wali kelas yang terindikasi akan DO untuk lebih intens melakukan pendampingan. Peran utama guru BK melakukan pendampingan tidak terhenti di sekolah saja namun dapat juga ke lingkungan keluarganya. "Wali Kelas dan Guru BP seharusnya sudah punya deteksi dini mengenai siswa yang teridikasi akan DO," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Dinas Pendidikan Belitung Timur juga akan membentuk tim khusus untuk menanggulangi angka putus sekolah. Tim tersebut nantinya beranggotakan dari lintas sektor serta pemerintah desa. "Nanti kita libatkan dinas lain juga. Kita berharap dengan adanya tim ini akan menekan angka putus sekolah di Kabupaten Belitung Timur," ujarnya.