Senin 01 Apr 2019 12:44 WIB

PDIP: Eks-Kapolsek Pasirwangi Terindikasi Sakit Hati

Eks Kapolsek Pasirwangi mengaku diminta untuk mendukung capres tertentu.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari.
Foto: dpr
Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI P Eva Kusuma Sundari meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian  bertindak menyusul pernyataan eks-Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Azis yang mengaku diarahkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk mendukung capres 01. Kapolres Garut telah membantah tunduhan itu. 

"Saya harap itu segera dibereskan karena menimbulkan kegaduhan muncul menjelang coblosan ini. saya harap segera Kapolri itu melakukan beberapa tindakan," kata Eva di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (1/4).

Baca Juga

Eva yang juga anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf itu justru menilai, pernyataan Sulman Azis disebut terindikasi rasa sakit hati. Pasalnya, Sulman baru saja dimutasi dari jabatannya sebagai Kapolsek Pasirwangi. Eva meyakini polisi masih on the track.

Pernyataan Sulman Azis disebut Eva telah menciptakan kegaduhan. Maka itu, ia meminta kepolisian memberikan klarifikasi dengan menghadirkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Ia menilai kepolisian perlu melakukan tindakan 'penertiban'.

"Kapolsek yaitu mungkin kan habis di mutasi ya, Jadi mungkin ada apa ada motif juga nggak terima dimutasi sehingga kemudian membuat statement-statement yang mungkin benar juga, tapi kan di tempat lain enggak terjadi hanya berada di bukan Polisi umum tapi masih diskresi di tingkat lokal dan itu segera ditertibkan," kata Politikus Senior PDIP itu.

Eva sebagai anggota TKN pun membantah pihaknya berkoordinasi dengan Kepolisian untuk menginstruksikan pemenangan Jokowi. Lagipula urusan kepolisian di luar kewenangan TKN. 

"Kan di luar wewenang kita, kita urusannya hanya urusan kampanye dan seterusnya dan kita percaya bahwa Kapolri profesional dan juga teman-teman di kepolisian yang lain," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement