Senin 01 Apr 2019 16:25 WIB

PPP Jabar Masih Optimistis Raih 14 Kursi

Kasus yang menimpa Romi kesalahan pribadi, tidak ada kaitannya dengan partai.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Deddy Mizwar (kedua kanan) bersama Sekretaris DPW PPP Jawa Barat Pepep Saeful Hidayat (kanan) menyapa sejumlah wartawan saat mengunjungi Kantor DPW PPP Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat (Ilustrasi)
Foto: Antara/Novrian Arbi
Deddy Mizwar (kedua kanan) bersama Sekretaris DPW PPP Jawa Barat Pepep Saeful Hidayat (kanan) menyapa sejumlah wartawan saat mengunjungi Kantor DPW PPP Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penangkapan mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy oleh KPK beberapa waktu lalu, diakui berdampak terhadap pola kampanye PPP Jabar dalam meraih suara di Pileg 2019. Karena itu, untuk dapat mendulang suara, PPP terus bersilaturahmi door to door kepada masyarakat, dengan intensitas lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurut Sekretaris DPW PPP Jabar Pepep Saeful Hidayat, pihaknya tetap optimistis masih bisa meraih target 14 kursi di DPRD Jabar. Serta, melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold di DPR RI. 

Kuncinya, kata Pepep, para calon legislatif dan jajaran kader PPP harus kompak dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Secara internal, dia pun terus berkonsolidasi, agar persoalan-persoalan yang menyimpang itu tidak menjadi beban organisasi. 

"Seperti yang mantan Ketum katakan sendiri, (kasus korupsi) itu persoalan personal, tidak ada kaitan dengan PPP dan organisasi," ujar Pepep kepada wartawan di Bandung, akhir pekan.

Pepep menyadari, kasus yang menimpa mantan ketum PPP terasbut sebagai sebuah kenyataan yang terjadi. Hal ini menjadi momentum semua pihak memperbaiki diri dengan cara terus melakukan semua program kerja PPP.

"Bahwa ada pengaruh terhadap PPP, itu diakui. Tapi insya Allah dengan pengalaman yang dimiliki PPP, hal itu bisa kita atasi," katanya.

Bahkan, menurut Pepep, kejadian ini pun menjadikan kader semakin solid untuk bisa membuktikan PPP bisa mempertahankan posisi di parlemen. "Ya, sampai lolos parliamentary threshold," katanya. 

Menurut Pepep, PPP mengintruksikan secara serentak agar calon legislatif dan pengurus, rutin memberikan pengertian bahwa yang menimpa Romahurmuziy adalah betul-betul kesalahan pribadi, tidak ada kaitannya dengan partai. 

"Karena jelas begitu keluar status tersangka, dalam hitungan jam kita ganti posisi ketum PPP, dan menetapkan Suharso Monoafa sebagai Plt Ketum PPP," katanya.

Silaturahmi pada masyarakat pun, kata dia, dilakukan secara lebih intens menjelang 17 April 2019 yang tinggal belasan hari lagi. Pendekatan masyarakat, dilakukan secara kreatif sehingga menyentuh hati masyarakat.

"Kami sadari tanggung jawab Jabar, sebagai salah satu provinsi yang berkontribusi besar terhadap perolehan nasional. Karenanya, kami moal cicing (diem,red)," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement