REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menggagas ide hari tanpa kendaraan bermotor. Gerakan ini terinspirasi dari gerakan Earth Hour sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Ema menuturkan meningkatnya populasi dunia yang kini berjumlah 7 miliar jiwa telah berdampak besar pada keseimbangan bumi. Dunia kini menghadapai isu perubahan ekosistem lingkungan hingga penggunaan energi.
Ema menggagas sebuah gerakan masif untuk tidak hanya mengurangi penggunaan energi listrik. Lebih jauh, ia ingin ada pula gerakan untuk menekan penggunaan energi bahan bakar minyak serta mengurangi polusi akibat kendaraan bermotor.
"Untuk sebuah ide dan mimpi kan kenapa tidak. Ini mudah-mudahan gagasan ini bisa diimplementasikan sehingga nanti pola hemat energi itu bisa dikombinasikan bukan hanya identik dengan pemadaman lampu," katanya baru-baru ini.
Ia mengungkapman gagasannya ini adalah dalam satu bulan, ada satu hari warga diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor. Ia berharap momentum tersebut bisa dilaksanakan, misalnya, pada Hari Nyepi. Selain turut menghormati ibadah umat Hindu, warga kota juga bisa sekaligus menurunkan emisi dari penggunaan energi.
Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung untuk mengkajinya. Ema berharap masyarakat bisa merespon positif ide tersebut.
Apalagi, kata dia, komitmen Pemkot Bandung dalam memperhatikan isu-isu lingkungan ini sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung. Dengan begitu, gagasan itu telah memiliki payung hukum yang jelas.
"Kepentingan (gerakan ini) tidak hanya energi listrik tetapi secara global kepentingannya lingkungan yang lebih luas. Kalau ini digagas di Bandung, karena komunitasnya banyak, relawannya banyak, saya pikir bukan sesuatu yang tidak mungkin," tuturnya.
Menurutnya isu lingkungan harus menjadi perhatian semua pihak. Kota Bandung sebagai kota metropolitan harus selalu mengambil peran dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung perlu mengantisipasi meningkatnya populasi yang berdampak besar pada lingkungan.
"Bumi ini sudah cukup berat apabila manusia sebagai penghuninya tidak melakukan keseimbangan terhadap situasi dan kondisi. Terutama yang berkenaan dengan masalah energi, masalah polusi, dengan masalah lingkungan. Kita harus menjaga perilaku yang bisa membuat bumi ini lebih baik," ujarnya.
Oleh karena itu, ia ingin agar gerakan seperti Earth Hour ini tidak sekedar seremonial dan harus dimasfikam. Sehingga berdampak jangka panjang dan diimplementasikan lebih lanjut.
"Gerakan hemat energi ini walaupun cuma satu jam saya pikir ini manfaatnya akan sangat besar. Di Kota Bandung relawannya sudah sangat luar biasa. Tinggal bagaimana kita dalam posisi pemerintah ini memaksimalkan fungsi fasilitasi," kata dia.