Selasa 02 Apr 2019 11:21 WIB

Jejak Penyebaran Islam di Buton

Sebelum menjadi Kesultanan, Buton merupakan sebuah kerajaan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Kesultanan Buton
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Masjid Agung Kesultanan Buton

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyebaran Islam di Nusantara semakin berkembang pada abad ke-14 dan 15. Daerah-daerah di sekitar pesisir pantai umumnya lebih cepat menerima agama Islam, terutama daerah yang menjadi jalur pelayaran pada masa lampau.

Catatan sejarah banyak yang menyebutkan Islam dibawa para pedagang Arab yang berlayar ke Nusantara. Di tempat mereka berdagang, mereka mempelajari kultur masyarakat setempat agar agama Islam mudah di terima dan berkembang. Pernikahan pedagang Arab dengan penduduk lokal kadang menjadi salah satu cara memperkenalkan dan mempopulerkan Islam.

Baca Juga

Wilayah Kerajaan Buton yang sekarang menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang terletak pada jalur pelayaran. Para pedagang dari Jawa yang berlayar ke Maluku atau sebaliknya melintasi wilayah Kerajaan Buton. Maka, wilayah Buton ikut menerima dampak Islamisasi di Nusantara.

Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Buton, Hasaruddin, menerangkan, berdasarkan bukti-bukti sejarah, seorang ulama bernama Syekh Jalaluddin al- Qubra memperkenalkan Islam kepada masyarakat Buton pada tahun 1412 Masehi. Dakwahnya diyakini sebagai gelombang pertama yang memperkenalkan Islam ke wilayah Buton.