REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pancasila sudah menjadi harga mati bagi Indonesia. Tidak boleh ada satu pihak pun berani mengubah ideologi bangsa.
Partai NasDem secara tegas menolak karena mengkhianati para pendiri bangsa, termasuk kalangan ulama. Nasdem memandang konsep khilafah tidak perlu diberi ruang di Indonesia.
Anggota Dewan Pakar Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi menegaskan khilafah sudah tidak relevan lagi dibahas di Indonesia. Di negara-negara jazirah Arab saja sudah tidak menerima sistem khilafah.
"Di Arab saja sudah tidak laku sistem khilafah, apalagi di Indonesia. Kita menilai kalau masih ada yang mau menerapkan khilafah di Indonesia, itu sama saja mengkhianati para pendiri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya para ulama besar, KH Agus Salim, KH Wahid Hasyim, dan ulama-ulama lain yang juga pahlawan nasional," ujar Taufiqulhadi kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
Menurut Anggota DPR RI Komisi III ini, konsep khilafah tidak perlu diberi ruang di Indonesia. Bahkan, kata dia, tidak ada sistem yang perlu dicari-cari lagi karena NKRI dan Pancasila sudah tidak bisa ditawar.
"Kalau kita sejajarkan di peta, ujung Aceh sampai ujung Papua itu sama dengan dari Yerusalem sampai ke London, mana ada kekhalifanan yang sebesar itu? Ini Indonesia sudah merupakan rahmat dari Allah SWT, kita dulu ada kerajaan-kerajaan di Indonesia, sudah diperastukan, jadi satu negara yang besar kok malah ada yang mau khilafah, sangat tidak relevan," tegasnya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kesempatan berbeda mengingatkan kepada kader dan simpatisan partainya untuk terus menjaga nilai-nilai Pancasila ciri khas bangsa Indonesia. Menurut Paloh, hanya Pancasila yang bisa menyelamatkan bangsa ini dari perpecahan.
"Selamatlah bangsa kita kalau rakyat masih punya kemampuan dan keinginan tetap mempertahankan prinsip dasar bangsa dan negara pada ideologi Pancasila. Sudah menjadi kewajiban bagi kader NasDem untuk memulai itu dari diri sendiri," tegasnya.
Dihubungi terpisah, anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny mengatakan Pancasila mulai diaplikasikan lewat generasi milenial yang mudah terserang paham radikalisme. Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah tepat karena menyasar generasi kekinian. "Ideologi itu harus dilawan dengan idelogi," tuturnya.