Selasa 02 Apr 2019 21:15 WIB

'Aksi Pengadangan Calon Saat Kampanye tak Dapat Dibenarkan'

Kiai Ma'ruf sempat mengalami insiden pengadangan di Pamekasan, Madura.

Misbahul Ulum.
Foto: Dok Republika.co.id
Misbahul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pengadangan terhadap seorang calon pemimpin baik itu calon presiden dan wakilnya, calon bupati/wali kota dan wakilnya, hingga calon gubernur dan wakilnya saat kampanye tak dapat dibenarkan. Karena, kampanye merupakan bagian dari pendidikan politik kepada masyarakat.

“Dalam Undang-Undang Pemilu dijelaskan bahwa kampanye adalah bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab. Kira-kira pendidikan apa yang bisa diperoleh dari aksi yang tidak bertanggung jawab (pengadangan) itu?” kata Ketua Umum Relawan Millenial Jokowi-Ma’ruf (REMAJA), Misbahul Ulum melalui siaran persnya kepada Republika.co.id, Selasa (2/4).

Baca Juga

Karena itu, Misbahul menyayangkan aksi pengadangan yang dialami oleh cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin oleh pendukung capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di mana, Kiai Ma'ruf mengalami insiden itu saat ingin berkampanye di Pamekasan, Jawa Timur.

“Sejujurnya saya kasihan, jangan-jangan mereka tidak paham apa dampak aksi yang mereka lakukan. Saya tidak habis pikir, kira-kira apa manfaat aksi semacam itu selain merusak citra mereka sendiri.”

Menurut wakil Direktur Penggalangan dan Jaringan Tim Koalisi Nasional (TKN) ini,  aksi tersebut sama sekali jauh dari semangat kampanye yang seharusnya. Misbahul berharap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memberi edukasi pada para pendukungnya agar tidak melakukan aksi yang jauh dari aturan maupun tradisi mereka sendiri. 

Apalagi, aksi semacam ini jauh dari karakter orang Madura yang menurutnya sangat religius dan menghargai ulama. “Terlepas dari perbedaan pilihan, orang Madura terkenal sangat menghargai ulama. Jangan pisahkan Madura dengan ulama,” tegas Misbahul.

Sebelumnya, Kiai Ma'ruf menjelaskan pengadangan yang dilakukan oleh pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga saat akan berziarah ke Makam Raden Zuhro Prajoto Jemberingin, Pamekasan, Madura, Senin (2/4). Menurut Kiai Ma'ruf, pengadangan yang dilakukan pendukung Prabowo tersebut terjadi setelah Kiai Ma'ruf menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Ahmad Yani, Sumenep, Madura.

"Jadi saya kan sudah kampanye di Sumenep, lapangan penuh. Saya pulang itu kan mau ziarah. Jadi yang saya ziarahi itu mbah saya. Namanya Raden Zuhro," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui di sela-sela safari politiknya di Lombok Tengah, Selasa (2/4) malam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement