Rabu 03 Apr 2019 00:22 WIB

Guru dan Siswa Palestina Sesak Nafas Akibat Gas dari Israel

Tentara Israel menembakkan gas air mata ke dalam kompleks sekolah.

Red: Nur Aini
 Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Puluhan siswa dan beberapa guru Palestina pada Selasa pagi (2/4) sesak nafas akibat menghirup gas air mata di dekat satu sekolah di Kota Al-Khalil (Hebron), bagian selatan Tepi Barat Sungai Jordan.

Koresponden Kantor Berita Palestina, WAFA, mengatakan tentara Yahudi dikerahkan ke sekitar Sekolah Dasar Al-Khalil di bagian selatan Kota Al-Khalil dan dengan gencar menembakkan gas air mata ke dalam kompleks sekolah. Akibatnya, puluhan murid dan beberapa guru menderita sesak nafas karena menghirup terlalu banyak gas air mata.

Baca Juga

Semua orang yang menderita sesak nafas diberi perawatan di lokasi. Sekolah Dasar Al-Khalil adalah salah satu dari sembilan sekolah Palestina yang berada di Daerah H2 Al-Khalil, yang berada di bawa kendali militer dan sipil Israel dan tetap menghadapi resiko paling besar serangan, kata WAFA. Murid sekolah harus melewati pos pemeriksaan militer Israel di Daerah H2 untuk sampai ke sekolah mereka.

Daerah tersebut, yang menjadi tempat tinggal 32 ribu orang Palestina, dipandang sebagai yang paling rentan buat tentara Israel dan pemukim Yahudi. Mereka secara rutin menciptakan ketakutan dan teror buat murid dan guru. Banyak di antara guru dan murid mengalami tekanan dan cemas serta sangat mengurangi tingkat kehadiran murid di sekolah.

Serangan terhadap lembaga pendidikan oleh pasukan militer Israel dan pemukim Yahudi di Palestina merupakan pelanggaran sangat besar terhadap hak anak-anak untuk menerima pendidikan dan pembangunan. Serangan itu terutama terjadi di daerah yang paling rentan di Tepi Barat yakni Area C, H2 dan Al-Quds.

Kota Al-Khalil, yang menjadi tempat Masjid Ibrahim, adalah tempat tinggal sebanyak 160 ribu orang Muslim Palestina dan sebanyak 800 pemukim Yahudi yang tinggal di kompleks yang dijaga ketat oleh tentara Israel. Israel telah mengusir satu-satunya pemantau internasional yang melindungi orang Palestina dari 800 pemukim Yahudi yang dijaga ketat, salah satu dari mereka melakukan pembantaian 1984 hingga mendatangkan pasukan PBB.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement