Rabu 03 Apr 2019 02:23 WIB

Jokowi: Hati-Hati dengan Isu Beredar Jelang Pilpres 2019

Jokowi mengajak masyarakat melawan hoaks.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Calon Presiden nomor urut 1 Joko Widodo menggelar kampanye terbuka di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (2/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Calon Presiden nomor urut 1 Joko Widodo menggelar kampanye terbuka di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Calon presiden pejawat Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk melawan isu hoaks dan fitnah yang beredar di masyarakat. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap segala isu yang beredar menjelang penyelenggaraan Pilpres 2019.

"Saya ingin ajak kita semuanya untuk hati-hati, dalam waktu dua minggu biasanya banyak sekali isu-isu, kabar bohong, kabar-kabar fitnah, hasutan, hoaks, baik itu di media sosial maupun masyarakat, dari pintu ke pintu," kata Jokowi saat berkampanye di Ngawi, Selasa (2/4) malam.

Baca Juga

Jokowi pun menyebutkan sejumlah isu hoaks dan fitnah yang beredar menjelang pemilu seperti pelarangan azan, penghapusan pendidikan agama, dan pelegalan pernikahan sejenis.

"Tidak mungkin kita lakukan karena Indonesia negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, kita juga penuh dengan nilai-nilai norma-norma agama yang baik. Siapa pun presidennya nggak mungkin melakukan itu," kata Jokowi.

Ia pun mengaku heran, masih ada masyarakat yang mempercayai isu-isu hoaks tersebut. Sebab, berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak sembilan juta orang disebut mempercayai isu hoaks menjelang pemilu.

"Kan ini bahaya sekali kalau tidak dijawab bisa merembet ke mana-mana. Oleh sebab itu harus kita jawab," ujarnya.

Karena itu, ia meminta masyarakat Ngawi untuk turut meluruskan berita-berita hoaks yang beredar. Menurutnya, penyebaran berbagai berita bohong tersebut dilakukan agar masyarakat tak memilih Jokowi dan Ma'aruf di Pilpres 2019.

Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada 17 April nanti. Ia juga meminta agar para pendukungnya menggunakan kemeja berwarna putih saat pencoblosan nanti.

"Karena yang mau dicoblos nantinya adalah berbaju putih, baik itu saya ataupun pak kiai haji Ma'ruf Amin. Untuk mengingatkan saja pakai baju putih, ingatnya yang baju putih saja," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement