REPUBLIKA.CO.ID, CAGLIARI -- Striker muda Juventus, Moise Kean, menjadi korban rasisme kala menjadi tamu di kandang Cagliari, Rabu (4/4) pagi WIB. Juventus menang 2-0 dan Kean menjadi salah satu pencetak golnya dalam laga itu.
Sepanjang laga, seperti dilansir FourFourTwo, Kean dan rekan setimnya, Blaise Matuidi, mendengar teriakan yang menyerupai suara monyet. Di menit ke-85, teriakan tersebut tiba-tiba senyap setelah Kean mencetak gol terakhir di laga tersebut.
Penyerang berusia 19 tahun itu menuai perhatian setelah melakukan selebrasi sesaat setelah menceploskan bola ke gawang lawan. Kean berlari menuju pendukung lawan dan berdiri terpaku sambil merentangkan tangan di depan mereka.
Mengetahui isi stadion semakin riuh, salah satu pemain Cagliari, Luca Ceppitelli, bergerak cepat menuju kerumunan pendukung timnya dan meminta menghentikan teriakan-teriakan ofensif.
Blaise Matuidi yang merasa turut menjadi korban, sempat mengarah ke pelatih Juventus, Massimilano Allegri, untuk meminta rekan-rekannya meninggalkan lapangan. Sementara wasit pertandingan, Piero Giacomelli, memutuskan untuk melanjutkan pertandingan, meski diprotes oleh kapten Juventus, Giorgio Chiellini.
Insiden itu terjadi delapan hari setelah pemain Inggris mengalami hal serupa pada kualifikasi Euro 2020 saat melawan Montenegro. Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Aleksander Caferin menyatakan bahwa pendukung sepak bola yang menyerukan rasisme adalah orang-orang berisik yang primitif.