REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Banyumas, siap memberikan perawatan bagi caleg yang mengalami stres akibat tidak terpilih menjadi anggota legislatif. "Kita sudah siapkan IGD dengan rawat jalannya dan rawat inap bagi yang membutuhkan. Selain itu, kami juga sudah mempersiapkan dokter dan perawat untuk menangani mereka yang stres," jelas Kepala Bagian Perawat RSUD Banyumas, Slamet Setiadi, yang hadir mewakili Direktur RSUD saat rakor dengan DPRD Banyumas, Selasa (2/4).
Dia menyebutkan, selama ini RSUD Banyumas sudah memiliki bangsal khusus untuk merawat yang mengalami sakit jiwa. "Dengan demikian, bukan hal baru bagi kami jika harus merawat pasien caleg yang mengalami stres," katanya.
Namun menjelang pelaksanaan pemilu, Slamet mengaku pihak RSUD telah menyiapkan fasilitas khusus bagi penderita dari kalangan caleg yang stres. Fasilitas yang disediakan, antara lain berupa dua ruang perawatan kelas VIP, empat kamar kelas satu, delapan kamar kelas dua, dan 10 bed (tempat tidur) untuk rawat inap kelas tiga. "Pada prinsipnya, semua sarana dan SDM-nya, sudah kami persiapkan. Namun kami berharap, seluruh fasilitas itu tidak sampai terpakai," jelasnya.
Namun bila nantinya ada caleg yang stres, Slamet menyebutkan, seluruh fasilitas yang disediakan akan disesuaikan dengan jaminan kesehatan dan kemampuan yang dimiliki caleg bersangkutan. "Kalau perawatannya menggunakan kartu Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah), otomatis mereka akan dirawat di kelas tiga," jelasnya.
Sedangkan kelas lainnya, seperti kelas dua dan kelas satu, diperuntungkan bagi caleg yang memiliki BPJS sesuai kelas jaminannya. Sedangkan kelas VIP, diberikan bagi caleg yang menggunakan biaya sendiri, atau pasien BPJS kelas satu yang bersedia menambah kekuarangan biaya perawatan.
Dia menyebutkan, pada saat Pemilu 2014 silam, RUSD Banyumas juga menerima sejumlah caleg yang mengalami stres akibat gagal terpilih menjadi caleg. "Tapi saya lupa jumlahnya berapa orang," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Komisi A DPRD Banyumas Sardi Susanto, menyebutkan adanya caleg yang stres sangat mungkin terjadi. Karena untuk menjadi caleg harus mengeluarkan biaya cukup besar. Bukan tidak mungkin, seorang caleg yang gagal menjadi miskin karena telah menjual semua harta miliknya untuk membiayai kegiatan kampanye.
Terkait hal ini, dia mengusulkan agar caleg yang mengalami depresi dan jatuh miskin, perawatannya bisa ditanggung dengan skema jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) atau Kartu Banyumas Sehat (KBS). "Mungkin akan muncul masalah, karena caleg tersebut sebelumnya tidak terdaftar sebagai warga miskin. Untuk itu, saya berharap bisa disiapkan skema bantuannya agar caleg tersebut bisa mendapat perawatan," katanya.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang diwakili salah satu kepala bidangnya, Dwi Mulyanto, menjelaskan dalam tahun anggaran 2019 ini, Pemkab Banyumas telah mengalokasikan anggaran Jamkesda sebesar Rp 27 miliar. "Semua puskesmas dan sebagian RS di Banyumas bisa melayani pasien yang menggunakan Jamkesda," katanya.