REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Libur Nasional dalam rangka Isra Mir'aj dimanfaatkan oleh warga Jakarta dan sekitarnya untuk menjajal Moda Raya Terpadu (MRT) yang mulai dioperasikan berbayar sejak Senin (1/4) lalu. Penumpang tampak membludak di Stasiun Lebak Bulus dan Stasiun Bundaran HI yang menjadi stasiun awal dan akhir pemberangkatan kereta Ratangga.
Pada Rabu (3/4) menjelang tengah hari, antrean penumpang yang hendak membeli tiket di stasiun Lebak Bulus mengular hingga dua lapis. Penumpang membutuhkan waktu hingga dua jam lebih hanya untuk membeli kartu single trip MRT.
"Harusnya satu loket petugasnya jangan cuma satu," keluh salah seorang calon penumpang di Stasiun Lebak Bulus.
Belum berfungsinya mesin tiket pada hari ketiga pengoperasian MRT serta masyarakat yang belum memiliki uang elektronik membuat penumpang pun menumpuk. Petugas stasiun bahkan sampai harus menggunakan pengeras suara portabel untuk mengarahkan penumpang yang hendak membeli tiket.
Sementara kepadatan lebih parah terjadi di stasiun Bundaran HI. Begitu keluar dari peron, penumpang yang baru turun akan disambut oleh antrean panjang. Antrean ini akibat banyaknya penumpang yang turun di stasiun Bundaran HI dan ingin tap out keluar stasiun.
Kondisi diperparah juga dengan mesin tap yang belum berfungsi optimal. Banyak terjadi penumpang melakukan tap kartu tetapi mesin tidak merespons sehingga harus ditap dengan kartu khusus milik petugas.
"Penuh banget. Naik MRT lagi saja turun di Dukuh BNI," ujar penumpang, Toni. Awalnya ia ingin turun di Bundaran HI, namun melihat antrean keluar yang begitu panjang, ia pun mengurungkan niatnya dan memilih masuk peron kembali dan naik MRT kembali arah Lebak Bulus.
Selain menyebabkan kepadatan di stasiun dan di dalam kereta, minat pengunjung mencoba MRT ini berimbas pula terhadap meningkatnya jumlah penumpang di halte Transjakarta Lebak Bulus. Halte ini memang tersambung dengan pintu stasiun Lebak Bulus.
Banyak pengguna MRT yang sudah turun kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik Transjakarta. Sebaliknya, banyak pula yang turun dari Transjakarta kemudian langsung menuju ke stasiun MRT.
Selain Transjakarta, imbas daripada pengguna MRT juga berdampak kepada transportasi daring. Banyak motor dan mobil daring yang menurunkan dan menjemput penumpang di halte Fatmawati.
Mulai April, Ratangga beroperasi dengan 16 rangkaian kereta. Selama bulan April juga, MRT memberikan diskon tiket 50 persen kepada penggunanya.