REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Palang Merah Internasional (IRC) menginginkan ratusan anak-anak dari anggota ISIS diizinkan pulang ke negara asalnya masing-masing.
Permintaan tersebut menyusul banyak dari mereka yang hidup terlunta-lunta karena telah kehilangan orang tuanya.
"Prioritas kami adalah melihat secara proaktif untuk membawa anak-anak (anggota ISIS) ke negara asal mereka di mana, semoga, masih ada keluarga, jika ada yang tidak didampingi," kata Presiden Komite Internasional untuk Palang Merah (ICRC), Peter Maurer, pada Selasa (2/4), dikutip laman Alaraby.
Anak-anak anggota ISIS itu tinggal di Kamp al-Hol di Suriah timur laut. Kamp tersebut diketahui menampung sekitar 80 hingga 100 ribu pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran antara pasukan Amerika Serikat (AS) dan milisi ISIS di Baghouz, wilayah terakhir yang dikuasai ISIS.
Kamp al-Hol juga menampung orang-orang asing yang berasal dari sekitar 30 hingga 40 negara. Maurer mengatakan pihaknya akan berupaya mengidentifikasi identitas anak-anak yang berada di kamp al-Hol.
Jika telah diketahui, IRC akan memberitahu negara-negara terkait. Dia meminta pemerintah mencari tahu apakah anak-anak tersebut masih memiliki kerabat. Dengan demikian, mereka dapat dipulangkan ke negara asalnya.
Maurer masih mengeluhkan tentang ketidakseriusan pemerintah sejumlah negara dalam mengatasi warganya yang bergabung dengan ISIS. Mereka membatasi diri untuk menawarkan bantuan darurat.
Pertempuran terakhir melawan ISIS berlangsung di Baghouz, wilayah perbatasan antara Suriah dan Irak. Dalam pertempuran itu, pasukan AS dibantu oleh sekutunya, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Menurut SDF sebagian besar anggota ISIS yang terkepung di Baghouz adalah warga asing. Mereka adalah orang-orang yang termakan propaganda pendiri ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.