Kamis 04 Apr 2019 10:50 WIB

Wanita Mozambik Melahirkan di Pohon Mangga Saat Banjir

Amelia menyelamatkan diri dari banjir bandang akibat badai Idai bersama putranya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ani Nursalikah
Ibu tunggal Amélia melahirkan putrinya, Sara, saat banjir bandang akibat badai Idai melanda Mozambik.
Foto: UN
Ibu tunggal Amélia melahirkan putrinya, Sara, saat banjir bandang akibat badai Idai melanda Mozambik.

REPUBLIKA.CO.ID, MAPUTO -- Seorang wanita melahirkan di pohon mangga saat menyelamatkan diri dari banjir besar di Mozambik tengah akibat badai Idai.

Ibu tunggal Amélia melahirkan putrinya, Sara, sambil berpegangan erat pada cabang pohon dengan putranya yang berusia dua tahun. Keluarga itu diselamatkan dua hari kemudian oleh tetangga. Badai Idai telah menewaskan lebih dari 700 orang.

Baca Juga

Peristiwa dramatis tersebut terjadi hampir 20 tahun setelah bayi ajaib lainnya, Rosita Mabuiango, dilahirkan di pohon saat banjir di Mozambik selatan. "Saya di rumah bersama putra saya yang berusia dua tahun ketika tiba-tiba, tanpa peringatan, air mulai masuk ke rumah. Saya tidak punya pilihan selain memanjat pohon, saya sendirian dengan putra saya," katanya kepada Badan PBB untuk Anak-Anak, Unicef, dilansir di BBC, Rabu (3/4).

Amélia dan keluarga besarnya sekarang tinggal di akomodasi sementara di Dombe. Ia dilaporkan dalam keadaan sehat.

Rosita Mabuiango, sekarang berusia 19 tahun, menjadi berita utama internasional setelah dia dan ibunya Sofia diselamatkan dengan helikopter dari pohon yang dikelilingi banjir. Sofia mengatakan kelahiran itu sangat menyakitkan.

"Aku menangis, menjerit. Terkadang aku mengira bayinya akan keluar, tetapi di lain waktu aku mengira itu karena kelaparan. Banyak orang kehilangan segalanya karena banjir, tetapi saya mendapatkan sesuatu," kata Sofia.

Namun dalam sebuah wawancara, Rosita mengatakan janji-janji beasiswa pemerintah, dan perjalanan berbayar ke Amerika dengan izin pemerintah AS, semuanya tidak terpenuhi.

Dia menambahkan sekolahnya dibiayai ibu. Dia mengatakan belum menerima apa pun dari pemerintah.

"Oke, pemerintah membangun rumah untuk kami, tetapi kondisinya tidak lagi baik. Ketika hujan, ada kebocoran di rumah. Setidaknya, mereka harus membantu merenovasinya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement