REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Polisi telah melakukan hampir 1.000 kunjungan ke masjid dan tempat ibadah di Selandia Baru. Kunjungan itu dilakukan setelah serangan teror pada 15 Maret, yang menewaskan 50 orang di dua masjid Kota Christchurch.
Sebanyak 900 polisi dan 550 personel pasukan pertahanan dengan total 1.450 orang, dikerahkan selama Peringatan Perkabungan Nasional pada 29 Maret. Kepala Kepolisian Selandia Baru, Stuart Nash memberi penghargaan kepada sejumlah pegawai negeri yang membantu setelah serangan terjadi.
"St John mengerahkan 50 staf untuk melakukan prioritas penanganan, merawat dan mengangkut lusinan pasien yang luka-lukanya mulai dari yang kecil, hingga yang memiliki luka tembak yang kritis," kata Nash kepada anggota parlemen, dilansir dari laman NZ Herald, Kamis (4/4).
Mereka termasuk petugas pemadam kebakaran, pekerja layanan darurat, anggota pasukan pertahanan, dan polisi. Nash mengatakan, hal itu sebagai pendekatan holistik untuk menjamin keamanan kegiatan di tempat-tempat ibadah di Selandia Baru dengan masjid menjadi lokasi prioritas.
Nash mengungkapkan, sejauh ini polisi telah melakukan 953 kunjungan ke tempat-tempat ibadah di seluruh negara. Sejak serangan teror itu, polisi bersenjata telah ditempatkan di masjid-masjid di seluruh negara itu.
Langkah itu merupakan bagian dari respons polisi terhadap peringatan teror Selandia Baru. Secara total, Nash mengatakan, 1.072 personel polisi tambahan telah dikerahkan untuk membantu sejak serangan terjadi.
Ia memberikan perhatian khusus kepada pasukan pertahanan yang mengerahkan 553 personel dengan 13 pesawat dan mobil lapis baja untuk membantu selama serangan terjadi.
Nash juga berterima kasih atas bantuan internasional yang diterima Selandia Baru setelah serangan teror itu, termasuk Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan Polisi Federal Australia (AFP), yang keduanya di lapangan mendukung penyelidikan Kepolisian Selandia Baru.
"Menanggapi permintaan dari Komisaris Polisi Mike Bush, AFP juga menyediakan kontingen penting yang membantu dengan dukungan taktis spesialis," ucap Nash.
Sementara itu, Nash mengatakan 1.030 formulir online telah diisi melalui situs website polisi oleh orang-orang yang berniat menyerahkan senjata api mereka. Sejauh ini 247 senjata telah diserahkan.