Kamis 04 Apr 2019 19:28 WIB

Pemerintah Sasar Sektor Produksi untuk Penyaluran KUR 2019

Pemerintah menargetkan penyaluran KUR tahun ini tumbuh 10-12 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
 Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan pada tahun ini akan menyasar sektor produksi lebih kencang lagi untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan hal tersebut dilakukan agar penyaluran KUR tidak hanya dari sektor perdagangan.

“Porsi untuk sektor produksi 60 persen, setelah tahun sebelumnya hanya 50 persen. Jadi tidak hanya fokus pada sektor perdagangan,” kata Iskandar, Kamis (4/4).

Iskandar menilai saat ini sektor produksi diprediksi akan jauh lebih bisa menghasilkan dibanding sektor perdagangan. Dengan begitu, dia menegaskan pemerintah juga tidak ingin uang tersebut hanya berputar di perdagangan saja.

Sementara itu, Iskandar mengatakan sektor produksi akan lebih positif. “Kalau produksi beda, dia menghasilkan barang baru itu alasannya kita buat KUR anggarannya lebih besar untuk sektor prtoduksi,” jelas Iskandar.

Pada 2019 pemerintah menganggarkan KUR mencapai Rp 140 triliun meningkat dari 2018 sebesar Rp123 triliun. Pemerintah menargetkan penyaluran KUR tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 10 sampai 12 persen dengan bunga pinjaman yang tetap yaitu tujuh persen.

Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) terus mendorong adanya wirausaha pemula. “Program untuk UKM pemula sudahada. Kami sekarang dari 2015 sampai saat ini kalau total sudah 80 ribu lebih yang mendapatkan bantuan pemrintah (untuk UKM pemula),” jelas Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Yuana Setyawati.

Yuana memastikan saat ini Kemenkop dan UKM juga melakukan pendampingann bahkan hingga daerah bencana. Sebab, kata Yuana, jika ada masyarakat yang masih memiliki usaha di daerah bencana tidak ada pembiayaan formal yang dapat memfasilitasi.

Untuk itu, Yuana menyarankan solusi bagi wirausaha pemula untuk juga bergabung dengan koperasi. “Kalau sudah menjadi anggota berhak mendapatkan pinjaman dan cicilan lebih ringan dan jangka waktunya juga personal,” tutur Yuana.

Saat ini jumlah penyaluran KUR per Januari hingga Februari 2019 masih didominasi sektor perdagangan sebanyak 60 persen dengan nilai sekitar Rp 13,8 juta. Lalu sektor pertanian, pembutuan, dan kehutanan 23 persen dengan nilai sekitar Rp 5,3 juta. Begitu juga untuk jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan lainnya mencapai dua persen dengan nilai sekitar Rp 1,3 juta. Kemudian untuk sektor industri pengolahan mencapai lima persen dengan nilai sekitar Rp 1,1 juta dan penyediaan akomoasi dan penyediaan makanan dua persen dengan nilai sekitar Rp 576 ribu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement