Kamis 04 Apr 2019 19:54 WIB

BPIP: Pancasila Menyatukan Keragaman

Pancasila sangat tepat menjadi ideologi bangsa.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Muhammad Hafil
Staf ahli BPIP Fendi Setyawan (keempat dari kiri saat menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Cirebon
Foto: Erik PP/Republika.co.id
Staf ahli BPIP Fendi Setyawan (keempat dari kiri saat menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar sosialisasi bertema 'Menggali Pancasila dan Semangat Gotong Royong' yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Kamis (4/4). Staf Ahli BPIP Fendi Setyawan mengatakan, Pancasila adalah ideologi terbaik yang dimiliki bangsa ini. 

Pasalnya, dengan berbagai keragaman yang dipunyai bangsa Indonesia mulai Sabang sampai Merauke, maka diperlukan konsepsi dan kemauan yang kuat guna menopang kemajemukan itu agar bisa bersatu. Tentu satu-satunya pemersatu itu adalah Pancasila.

Positioning Pancasila sebagai titik temu kita, karena menyatukan keragaman, menyatukan sekian ratus suku dan agama, maka mari jadikan Pacasila sebagai titik temu kehidupan,” ujar Fendy.

Menurut dia, Pancasila juga berisi tuntunan-tuntunannormatifdan perspektif yang menjadi pedoman hidup masyarakat Indonesia. Fendy menerangkan, sebuah ideologi mengandung semacam paradigma pengetahuan berisi seperangkat prinsip, doktrin, dan teori yang menyediakan kerangka interpretasi dalam memenuhi realitas. 

Ideologi, lanjut dia, juga mengandung dimensi tindakan yang merupakan level operasional keyakinan dari pengetahuan itu dalam realitas konkret. Fendy menegaskan, Pancasila sanggup menjawab kebutuhan itu semua sehingga sangat tepat dijadikan ideologi bangsa Indonesia.

Pemateri lainnya Herman Khaeron mengatakan, sejarah perjalanan kemerdekaan Indonesia didapat dari hasil jerih payah perjuangan rakyat, bukan karena hadiah dari negara penjajah. Dia mengingatkan generasi muda, kalau dulu para pejuang rela menukar risiko nyawa demi kemerdekaan, sekarang seharusnya masyarakat mau menerima warisan para pendiri bangsa, salah satunya Pancasila.

Menurut Herman, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengajarkan masyarakat untuk bisa saling menghargai dan menerima perbedaan. Karena itu, ia setuju dihidupkan lagi pelajaran tentang Pancasila di lingkungan sekolah. Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, banyak manfaat yang didapat dengan mempelajari pendidikan Pancasila, karena bisa menolak berbagai aliran dan paham yang ingin mendirikan negara dalam negara. 

Untuk mengatasi masalah itu, sambung dia, solusinya semua siswa wajib diberi pelajaran Pencasila, tentu tidak dengan cara indoktrinasi. “Saya termasuk yang memandang kehadiran lembaga ini (BPIP) sangat penting. Pascareformasi ada yang hilang dari masyarakat kita terkait dengan pembinaan Pancasila. Ada paham-paham beredar terus. Kita jangan sampai terjadi ingin mendirikan negara, perbedaan itu adalah berkah bagi kita semua. Ini solusinya dengan Pancasila,” kata Herman. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement