Kamis 04 Apr 2019 21:11 WIB

PTPN IX Kembangkan Agrowisata Jollong

Pengunjung Agrowisata Jollong tiap bulan tercatat antara 5.000 orang hingga 10.000.

Petani memilah buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).
Foto: Antara//M Agung Rajasa
Petani memilah buah kopi Puntang di perkebunan kopi Gunung Puntang, Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- PT Perkebunan Nasional IX terus berupaya mengembangkan berbagai fasilitas pendukung di kawasan Agrowisata Jollong, Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan jumlah pengunjung.

"Upaya yang kami lakukan antara lain, penambahan wahana dan spot-spot untuk 'selfie', peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelebaran akses masuk dan areal parkir, promosi melalui media sosial, serta bersinergi dengan pemerintah dan swasta," kata Asisten Kepala Agrowisata Jollong, Nurdiyanto, Kamis (4/4).

Baca Juga

Jumlah pengunjung Agrowisata Jollong tiap bulan tercatat antara 5.000 orang hingga 10.000 orang. Sedangkan pada saat liburan bisa mencapai 15.000 orang per bulan.

Saat ini, pengunjung objek wisata yang dibangun pada 2012 tersebut bisa menikmati berbagai fasilitas yang tersebar di perkebunan kopi, jeruk keprok, jeruk pamello, dan buah naga. Agrowisata Jollong yang berada di ketinggian 700-900 meter di atas permukaan laut ini memiliki kebun kopi seluas 233 hektare, 29 hektare kebun buah naga, dan 44 hektare yang ditanami jeruk keprok, serta jeruk pamello.

Ia menyebutkan para pengunjung bisa berkeliling areal perkebunan dengan menggunakan kendaraan sewa yang bisa mengangkut 10-15 orang untuk sekali perjalanan. Bagi pengunjung yang mau menginap di Agrowisata Jollong disediakan tiga wisma dengan total 11 kamar.

Salah satu wisma bertarif Rp 850 ribu hingga Rp 1,5 juta itu dulunya merupakan tempat tinggal kepala perkebunan pada zaman Belanda dengan bangunan yang masih asli berarsitektur kolonial. Ke depannya, PTPN IX menargetkan Agrowisata Jollong menjadi destinasi wisata andalan di Kabupaten Pati dan Provinsi Jateng.

"Pendapatan dari Agrowisata Jollong pada 2017 tercatat Rp1,7 miliar, pada 2018 meningkat menjadi Rp2,7 miliar, dan pada 2019 ditargetkan bisa tembus Rp2,9 miliar," katanya.

Tiwi (21), salah seorang pengunjung Agrowisata Jollong mengaku penasaran setelah mengetahui objek wisata yang dikelola PTPN IX itu dari media sosial. "Begitu kesini ternyata suasananya enak, bisa menikmati wisata perkebunan dengan hawa yang sejuk," ujar mahasiswi Udinus Semarang itu.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement