REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara diminta bergerak cepat mengatasi meluasnya wabah penyakit muntaber yang telah merenggut korban jiwa warga setempat. Permintaan disampaikan Ketua Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Hitler Datau di Gorontalo, Kamis (4/4) terkait wabah muntaber di Kecamatan Biau dan Kecamatan Tolinggula yang telah merenggut korban jiwa. "Ada puluhan warga diserang penyakit itu, ditambah empat orang anak usia balita menjadi korban meninggal," ujarnya.
Angka itu kata ia, sangat fantastis dan tergolong kejadian luar biasa (KLB). Tidak hanya dari angka peningkatan status yang masih bertambah, namun dapat dikategorikan wabah sebab terjadi di dua tempat berbeda di waktu bersamaan dengan ciri-ciri yang sama.
Politisi Partai Golkar itu berharap, tidak hanya langkah penanganannya yang dipercepat. Namun asal usul penyakitnya harus ditemukan agar tidak meluas dan kembali merenggut korban jiwa.
Selain itu tambah Hitler, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan pun diminta segera menyampaikan hasil laboratorium terhadap pengujian beberapa sampel, baik sumber air maupun makanan. "Hasil itu tidak hanya akan mempercepat proses penanganan penyebab muntaber massal namun akan meredam potensi gangguan keamanan dan ketertiban di dua wilayah paling barat ini," ungkap Hitler yang juga bermukim di Kecamatan Tolinggula.
Ia mengatakan, banyak spekulasi yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Bahkan beberapa spekulasi berdampak pada kelesuan ekonomi. Seperti beberapa penjual ikan yang mengaku masyarakat enggan membeli ikan karena khawatir penyebab diare disertai kejang dan panas tinggi banyak didominasi anak-anak usia balita itu, akibat mengkonsumsi ikan.
Begitupun pelaku usaha air isi ulang yang mengaku pembeli turun akibat warga menduga hal yang sama berasal dari mengonsumsi air tersebut. "Maka perlu segera menjawab spekulasi-spekulasi itu, agar kondisi di wilayah tersebut kembali normal dan penyakit muntaber segera diatas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Biau, Warda Mootalu, mengatakan, data terkini jumlah penderita muntaber di wilayah itu mencapai 89 orang atau mengalami peningkatan dari hari sebelumnya mencapai 76 orang. Pasien rawat inap di puskesmas itu tercatat, 29 orang dan enam di antaranya masih terus menjalani perawatan. Sisanya telah dipulangkan dengan kondisi membaik. Selebihnya kata Warda, menjalani rawat jalan.