Jumat 05 Apr 2019 06:33 WIB

Indonesia Stop Impor Alumina Mulai 2022

Penghentian ekspor alumina akan dilakukan dengan beroperasinya smelter Inalum-Antam

Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEMPAWAH -- Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) resmi dilakukan pencanangan pembangunan oleh PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum) bekerja sama dengan PT Antam Tbk. Proyek smelter ini akan digarap oleh anak usaha patungan kedua BUMN ini, yakni PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI).

Pabrik pemurnian hilirisasi bauksit menjadi alumina tersebut terletak di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini direncanakan mulai berproduksi pada kuartal-I 2022 dan diharapkan produk alumina sebagai bahan baku dari aluminium dapat dipenuhi dari dalam negeri, tanpa bergantung pada impor.

Baca Juga

"Kebutuhan Indonesia sendiri yang melalui Inalum sebesar 500 ribu ton per tahun. Saat ini hampir seluruhnya diimpor dari Australia," kata Direktur Pelaksana Inalum Oggy Achmad Kosasih pada pencanangan pembangunan Proyek SGAR di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, KamisĀ  (4/4).

Oggy menjelaskan Proyek Pengolahan Smelter Grade Alumina ini rencananya memiliki kapasitas produksi sampai 2 juta ton alumina per tahun. Dalam tahap pertama yang ditandai dengan pencanangan pembangunan ini, SGAR Mempawah memiliki kapasitas awal sebesar 1 juta ton per tahun.