REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang AS dan Cina akan diumumkan dalam empat pekan ke depan. Di saat yang sama ia juga memperingatkan perdagangan dengan Cina akan sulit dilanjutkan tanpa ada perjanjian dagang yang baru.
AS dan Cina masih terus melakukan berbagai pembicaraan untuk mengakhiri perang dagang yang terjadi sejak tahun lalu. Harapan tercapainya resolusi perjanjian ini kembali meningkat setelah kedua belah pihak mengungkapkan optimisme mereka dalam pertemuan di Beijing pekan lalu.
Dalam pertemuannya dengan wakil Perdana Menteri Cina Liu He, Trump mengatakan ada beberapa poin sulit yang berhasil disepakati. Tapi masih ada beberapa perbedaan yang perlu dijembatani.
"Kami semakin dekat mencapai kesepakatan, tidak berarti kesepakatan sudah dibuat, karena memang belum, tapi kami sudah semakin dekat," kata Trump di ruang Presiden AS, Oval Office, Jumat (5/4).
Trump mengatakan ia akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping jika kesepakatan sudah dibuat. "Sesuatu yang sangat monumental dapat diumumkan," kata Trump.
Liu He membawa pesan Xi yang memastikan kepada Trump teks perjanjian perdagangan AS-Cina akan segera difinalisasikan. Kantor berita Cina Xinhua melaporkan Liu mengatakan kepada Trump bahwa Xi yakin di bawah kepemimpinan Trump dan dirinya hubungan Cina dan AS semakin baik.
Xi mengatakan dalam beberapa bulan ke belakang tim negosiator dari kedua belah pihak telah menjaga komunikasi yang dekat. Menurutnya mereka meraih kemajuan subtantif dalam perjanjian perdagangan ini.
"Saya harap tim kedua belah pihak dapat terus berkerja sama dapat semangat saling menghargai, setara, dan saling menguntungkan untuk meraih solusi yang menjadi perhatian masing-masing, dan segera menyelesaikan teks perjanjian perdagangan AS-Cina," kata Xi kepada Trump melalui Lui.
Trump menolak untuk mengatakan apa yang terjadi dengan tarif impor komoditas Cina senilai 250 juta dolar AS. Cina ingin tarif impor itu segara dicabut. Tapi sampai kini pemerintah AS masih berhati-hati untuk mencabut tarif impor tersebut. Tapi Trump sangat yakin kesepakatan dagang yang baru ini akan menguntungkan Cina.
"Ini akan sangat baik untuk Cina, dengan ini Cina dapat terus berdagang dengan Amerika Serikat, yang saya maksud, kalau tidak, akan sangat sulit bagi kami membiarkan hal itu terjadi," kata Trump.
Menurut Biro Sensus AS pada tahun perdagangan AS dan Cina, dua perekonomian terbesar di dunia mencapai 660 miliar dolar AS. Impor negeri Paman Sam mencapai 540 miliar dolar dan mengekspor 120 miliar dolar AS.
Dalam pertemuan ini Liu mengatakan karena keterlibatan langsung Trump maka ada 'kemajuan besar' dalam perjanjian dagang ini. Ia juga mengungkapkan harapannya pembicaraan akan memberikan 'hasil yang baik'.