REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengusulkan adanya lembaga yang menangani stok rotan. Alasannya, selama ini perajin rotan kesulitan mendapatkan bahan baku rotan secara kontinyu.
"Ya ini memang dari dulu problem yang sering ada di sini suplai bahan baku yang tidak kontinyu atau terus menerus, kadang ada kadang tidak, " kata Jokowi usai meninjau industri rotan rumahan di Desa Tegalwangi Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (5/4).
Ia mencontohkan stok rotan untuk kaki meja ada, tapi untuk sandaran tidak ada bahan bakunya sehingga pengerjaan bangku-bangku oleh perajin tidak selesai-selesai. "Ini menghambat perputaran keuangan di perajin, industri, sehingga tadi kita berpikiran membuat Bulognya rotan," katanya.
Ia menjelaskan rotan akan dibeli untuk stok dari petani rotan di Sulawesi, Kalimantan, disimpan di Bulognya rotan. "Perajinnya tinggal belinya di dekat sini, mungkin itu solusinya, tapi nanti kita mau matangkan lagi," katanya.
Ia menyebutkan lokasi industri rotan saat ini ada di sejumlah daerah. Selain Cirebon, juga ada di Solo danJepara. Mengenai potensi industri rotan, Jokowi mengatakan cukup besar, namun saat ini muncul pesaing berat berupa rotan plastik.
"Kita harus ngerti ini, dengan kondisi persaingan ketat, kadang-kadang muncul barang-barang plastik yang lebih kuat, lebih cantik, tapi tetap yang alami itu rotan, dari alam," katanya.