REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Predikat Gojek sebagai salah satu usaha dengan valuasi aset di atas 10 miliar dolar AS atau lebih dikenal sebagai decacorn merupakan salah satu sinyal bahwa iklim investasi di Indonesia, khususnya di sektor startup cukup menarik. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menilai hal tersebut merupakan potensi untuk Indonesia.
Triawan menjelaskan mengapa menjadinya Gojek sebagai decacorn merupakan sinyal yang baik karena investor global mempunyai ekspektasi yang cukup baik kepada Indonesia. Di satu sisi, Grab sudah lebih dulu menjadi decacorn, hal tersebut menandakan bahwa Investor percaya untuk bisa menanamkan dananya di Indonesia.
"Ya, itu memperlihatkan bahwa investor global masih punya ekspektasi yang baik kepada Indonesia. Karena mungkin juga mereka melihat Grab sudah lewat dari decacorn, investor juga sudah ada confident untuk bisa berinvestasi di bidang yang sama untuk berinvestasi lebih lanjut," ujar Triawan kepada Republika.co.id, Jumat (4/4).
Melihat besarnya penanaman modal investor untuk Gojek menunjukkan pentingnya inovasi oleh investor sebagai salah satu syarat penting dalam pengembangan usaha. Hal ini juga menandakan bisnis yang mengedepankan inovasi maka harus bisa mempertahankan kreativitasnya dan inovasinya tersebut.
"Karena Gojek juga inovatif dengan produknya. Hanya memang tidak gampang, ini harus terus berusaha untuk memperlihatkan kinerja yang bagus," ujar Triawan.
Gojek mendapatkan label sebagai perusahaan decacorn baru di Indonesia setelah beberapa investor menyuntikan dana ke perusahaan aplikasi transportasi tersebut. Peringkat decacorn tersebut mengartikan bahwa Gojek memiliki nilai valuasi aset lebih dari 10 miliar dolar.