REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolaborasi lembaga-lembaga filantropi sedang dalam proses mendirikan Sekolah Indonesia-Palestina di Ras Al Amood, Yerusalem, Palestina. Kolaborasi itu terdiri atas Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU Human Initiative, dan Laznas Nurul Hayat.
Chief Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda menuturkan, pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina dibagi menjadi tiga tahap. Targetnya, sekolah tersebut dapat digunakan pada tahun ajaran baru, tepatnya Juli 2019. Legalitas wakaf dan pembebasan lahan terus disiapkan demi keamanan.
Pendirian Sekolah Indonesia-Palestina tersebut memerlukan dukungan dana sekitar 1,5 juta dolar Amerika Serikat (AS). Biaya itu meliputi untuk membangun, memfasilitasi, dan kebutuhan operasional sekolah itu yang akan menampung 150 siswa.
"Kita sudah dapat legalitas wakafnya, pembebasan lahannya sedang kita upayakan, setelah ini baru masuk tahap kedua yaitu renovasi," kata Murni Alit Baginda kepada Republika.co.id, Jumat (5/4).
Ia menerangkan, pembangunan tahap kedua melakukan renovasi bangunan yang sudah untuk dijadikan sekolah. Tahap ketiga, melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru serta siswa.
Targetnya, pembangunan tahap ketiga selesai pada Juli 2019. Sekarang sedang berupaya agar targetnya tercapai. Masing-masing lembaga juga sedang mengumpulkan donasi untuk pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina.
"Nanti akan melakukan penggalangan dana bersama Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU Human Initiative, dan Laznas Nurul Hayat di bulan Ramadhan," ujarnya.
Murni menyampaikan, pihak-pihak yang membantu pembangunan skolah tersebut sedang aktif melakukan penggalangan dana. Supaya pembebasan lahan selesai pada April. Sekolah Indonesia-Palestina akan menjadi sekolah pertama di Palestina.
Pembangunan sekolah tersebut dibantu oleh NGO lokal yang lebih tahu kondisi Yerusalem. Bangunan untuk Sekolah Indonesia-Palestina sudah ada, tinggal direnovasi dan dilengkapi dengan fasilitas pendidikan.
Dibutuhkan dana sebanyak 700 ribu dolar AS untuk pembelian tanah dan bangunan. Sebanyak 300 ribu dolar AS untuk biaya renovasi, dan 500 ribu dolar AS untuk furnitur dan operasional sekolah.
"Peletakan batu pertama Insya Allah rencananya dilakukan di awal Mei dan peresmian ditargetkan di Agustus 2019," kata Murni.