REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani pada Jumat mendesak ratusan migran dan pengungsi yang berkumpul di lapangan dekat perbatasan negara tersebut agar kembali ke permukiman mereka atau mereka akan dikenai sanksi.
Sekelompok kecil orang, termasuk anak-anak, tiba di lapangan dekat kamp migran Diavata di dekat perbatasan dengan Macedonia Utara, Kamis. Hingga Jumat pagi, terdapat lebih dari 100 tenda didirikan di lapangan tersebut. Keberadaan mereka itu didorong adanya laporan di media sosial tentang gerakan terorganisasi untuk melintasi perbatasan barat daya Yunani dengan Albania pada awal April.
"Saya memohon kepada mereka sekarang ... agar kembali ke pusat penampungan," kata Menteri Migrasi Yunani, Dimitris Vitsas kepada stasiun TV pemerintah ERT.
"Bohong kalau perbatasan akan dibuka," ujarnya.
Polisi memblokir akses rute dengan menempatkan sejumlah bus di area tersebut. Puluhan ribu pengungsi dan migran, terutama dari Suriah, Irak, dan Afghanistan, terjebak di Yunani sejak negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka pada 2016. Rute tersebut merupakan jalan lintas utama menuju Eropa utara. Vitsas menuturkan bahwa dirinya berharap para pengungsi dan migran meninggalkan lapangan tersebut malam ini.