Jumat 05 Apr 2019 19:41 WIB

Kemenhub akan Hadiri Pertemuan Boeing di Singapura

Boeing menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban kecelakaan pesawat.

Rep: Rahayu Subekti / Red: Friska Yolanda
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Pekerja merakit Boeing 737 MAX 8 di fasilitas perakitan pesawat di Washington, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boeing Co dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan seluruh maskapai di Singapura pada Sabtu (6/4). Dalam pertemuan tersebut, rencananya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan menghadirinya.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti memastikan dirinya yang akan menghadiri pertemuan tersebut juga. “Ada (perwakilan Kemenhub) saya sendiri. Saya hadir,” kata Polana di Gedung Kemenhub, Jumat (5/4).

Baca Juga

Sementara itu, Boeing saat ini sudah mengutarakan permintaan maafnya kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines. Hal tersebut terkait kecelakaan yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8.

Chief Executive Officer (CEO) Boeing Co Dennis Muilenburg meminta maaf kepada keluarga korban atas kecelakaan fatal yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air. Dia berjanji akan segera merilis piranti lunak untuk sistem manuver pesawat.

“Kami meminta maaf atas nyawa yang hilang dalam kecelakan 737 belum lama ini. Kami tetap fokus pada keselamatan penumpang dan memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak pernah terjadi lagi,” ujar Muilenburg dalam sebuah rekaman video yang diunggah di akun Twitter @BoeingAirplanes, Kamis (5/4).

Muilenburg mengatakan, detail mengenai apa yang terjadi dalam kecelakan Ethiopian Airlines ET302 dan Lion Air JT610 akan diumumkan oleh otoritas pemerintah dalam laporan final. "Namun dengan adanya laporan awal dari investigasi kecelakaan Ethiopian Airlines, Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) di kedua penerbangan diaktivasi sebagai respons terhadap informasi angle of attack yang salah," ujarnya.

Muilenburg yang berbicara dari hanggar Boeing mengatakan, sejarah industri penerbangan menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakan disebabkan oleh peristiwa yang saling terkait. Begitu pula dalam kasus jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air. Dia memastikan, Boeing dapat memutus salah satu mata rantai yang saling terkait dalam dua kecelakaan fatal tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement