REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengakui partainya tidak mendapatkan Coattail Effect atau efek ekor jas dari pencalonan Jokowi-Maruf Amin. Hal ini berkaca dari beberapa hasil survei dari lembaga survei yang menempatkan perolehan suara Partai Hanura jauh di bawah 4 persen.
Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah menilai justru partai pengusunglah yang sangat merasakan efek penambahan pemilih terhadap partai, yakni PDI Perjuangan dan PKB.
"Jadi belum terasa di Hanura coattail effect Pak Jokowi," kata Inas kepada wartawan, Jumat (5/4).
Dari beberapa survei memperlihatkan perolehan Partai Hanura di angka 1 hingga 2 persen. Angka ini jauh dibawah ambang batas parlemen yang telah ditentukan 4 persen. Meski begitu, Inas masih yakin ada relawan dan partisan Partai Hanura di daerah yang saat ini bekerja secara maksimal, tidak hanya memenangkan pasangan calon (paslon) 01, tapi juga memenangkan suara untuk Partai Hanura.
"Jadi para caleg andalan kami dan relawan partai kami fokus bukan hanya memenangkan Jokowi tapi meraih sebanyak banyaknya suara untuk partai," terangnya.
Hasil survei terbaru lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan delapan dari 16 partai politik peserta pemilu tidak memenuhi ambang batas parlemen atau tidak lolos ke DPR RI. Dengan demikian, delapan partai lainnya akan masuk ke parlemen.
Partai tidak lolos parlemen (urutan sesuai elektabilitas) dari survei Indikator Politik, Perindo mendapat 2,6 persen, PAN mendapat 2,2 persen, Hanura mendapat Hanura 1,3 persen, PSI memdapat 1,3 persen, Berkarya memdapat 0,8 persen, PBB mendapat 0,6 persen, Garuda mendapat 0,2 persen dan PKPI mendapat 0,2 persen suara.