REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola berharap agar Danny Rose tidak membiarkan kemenangan bagi rasialisme dengan mengikuti rencananya meninggalkan sepak bola ketika kariernya sudah selesai. Rose, anggota tim nasional Inggris pada Kamis (4/4) mengatakan, sudah tidak sabar untuk segera meninggalkan sepak bola. Rose tidak tahan dengan perlakuan rasialis di lapangan sepak bola, serta frustrasi dengan respons pihak berwenang dalam menangani aksi pelecehan rasial.
Pemain Tottenham Hotspur ini salah satu di antara beberapa pemain Inggris yang menjadi korban teriakan penonton pada pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020 di Montenegro bulan lalu. Guardiola yang akan memimpin City menghadapi Tottenham pada pertemuan pertama perempat final Liga Champions, tengah pekan depan, mengatakan bahwa Rose harus tetap berada di dunia sepak bola dan terus berjuang melawan aksi rasialisme.
"Cara terbaik untuk melawan dan membasmi situasi buruk ini adalah berjuang setiap hari dan tentu saja Rose adalah pemain yang istimewa," kata Guardiola dalam sebuah konferensi pers, Jumat (5/4). "Saya akan sampaikan jika bertemu pada Selasa nanti."
Teriakan bernada rasialis di Montenegro memberikan dorongan baru terhadap perdebatan apakah pihak berwenang saat pertandingan sudah cukup berbuat untuk menangani isus rasis dalam sepak bola. Presiden UEFA Aleksander Ceferin beberapa waktu lalu mengatakan bahwa wasit harus menghentikan pertandingan jika para pemain menjadi target pelecehan rasial.
Raheem Sterling, rekan satu tim Rose, mendesak diberlakukannya hukuman lebih keras kepada penonton yang terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap pemain.