Sabtu 06 Apr 2019 06:45 WIB

KNKT Pastikan Independen Ungkap Penyebab Kecelakaan Boeing

Tidak menutup kemungkinan hasil investigasi dari otoritas lain dapat digunakan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Negara yang setop gunakan pesawat Boeing 737 Max 8.
Foto: Republika.co.id
Negara yang setop gunakan pesawat Boeing 737 Max 8.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini masih terus melakukan investigasi terkait penyebab kecelakaan pesawat Lion Air nomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 pada 29 Oktober 2018. Saat ini Boeing sudah menuturkan permintaan maafnya dan berjanji otoritas terkait akan mengumumkan hasil investigasi dari kecelakaan tersebut berikut juga dengan pesawat Ethiopian Airlines. 

Hanya saja, KNKT memastikan investigasi yang dilakukannya saat ini tidak akan terpengaruh dari hasil manapun. "Kami akan independen mengungkap semua (kecelakaan pesawat Lion Air JT 610)," kata Soerjanto kepada Republika.co.id, Jumat (5/4). 

Hanya saja, Soerjanto mengungkapkan tidak menutup kemungkinan hasil investigasi dari otoritas lain dapat digunakan. Dia menegaskan hal tersebut bisa saja dilakukan jika hasil investigasi sesuao dengan apa yang dilakukan KNKT sehingga dapat dimasukkan ke dalam laporan yang ada.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Boeing Co Dennis Muilenburg mengatakan, detil mengenai apa yang terjadi dalam kecelakan Maskapai Etiopia dengan nomor penerbangan ET302 dan Lion Air nomor penerbangan JT610 akan diumumkan oleh otoritas pemerintah dalam laporan final.

Hanya saja, Muilenburg mengatakan dengan adanya laporan awal dari investigasi kecelakaan Maskapai Etiopia dapat memperlihatkan adanya kesamaan dengan kecelakaan Lion Air JT610. Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS) di kedua penerbangan diaktivasi sebagai respons terhadap informasi angle of attack yang salah," kata Muilenburg dalam pernyataan tertulisnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement