Sabtu 06 Apr 2019 10:41 WIB

Garuda Indonesia Minta Ganti Produk Boeing

Boeing mengundang Garuda mendengarkan paparan terkait piranti MCAS pada MAX.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara (kiri)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Garuda Indonesia akan mengganti 49 sisa pembelian Boeing 737 MAX 8 pascapengakuan raksasa penerbangan Amerika Serikat terkait adanya peran sistem anti-stall di tragedi jatuhnya pesawat Lion Air. Garuda masih mempertimbangkan tipe pesawat pengganti 737 MAX 8 yang batal dipesan.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara mengatakan masih mempercayai brand Boeing sehingga tidak membatalkan pesanan pesawat. Perseroan hanya meminta menukar pesanan dengan tipe lain.

Baca Juga

"Untuk produk apa yang akan kami tukar masih belum di putuskan, 797 adalah narrow body terbaru yang akan Boeing produksi, itu adalah satu opsi kami," jelas dia kepada Republika.co.id, Sabtu (6/4).

Pihaknya akan bertemu dengan John Bruns selaku head of sales Asia Pacific Boeing pada Rabu (10/4) di Beijing. Pertemuan ini untuk membahas negosiasi pembatalan Boeing 737 MAX 8 yang akan diganti dengan produk lain. Namun, pembahasan ini masih dalam tahap awal.

Meski ada masalah pada produk Boeing terbaru mereka, Ari sapaan akrabnya mengatakan tidak memungkinkan untuk meminta pesawat tipe lama 737 NG. Ini karena mereka tak lagi memproduksinya. 

Terkait masalah MAX 8, Garuda juga enggan untuk membahas masalah ini. Pasalnya mereka mendapat undangan Boeing. Mereka mengajak beberapa maskapai di kawasan regional Asia untuk mendengarkan technical update mengenai MCAS Software Enhancement pada Jumat (12/4) di Singapura.

"Garuda Indonesia juga diundang, namun kami tidak mengirimkan perwakilan mengingat kami harus menjaga kepercayaan penumpang kami dan juga menghormati para keluarga yang di tinggalkan akibat dari kecelakaan JT610, yang mana mereka semua sudah hilang kepercayaannya pada produk MAX 8," jelas dia.

Boeing menerima penolakan Garuda Indonesia. Mereka memahami alasan penolakan dari pihak perusahaan penerbangan plat merah ini.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Boeing Co Dennis Muilenburg meminta maaf kepada keluarga korban atas kecelakaan fatal yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air. Dia berjanji akan segera merilis piranti lunak (software) untuk sistem manuver pesawat.

"Kami meminta maaf atas nyawa yang hilang dalam kecelakan 737 belum lama ini. Kami tetap fokus pada keselamatan penumpang dan memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak pernah terjadi lagi," ujar Muilenburg dalam sebuah rekaman video yang diunggah di akun Twitter @BoeingAirplanes, Kamis (5/4).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement