Sabtu 06 Apr 2019 13:17 WIB

Erdogan Sebut AS dan Eropa Ikut Campur Urusan Turki

AK Party yang dipimpin Erdogan kalah dalam dalam pemilu lokal di Ankara dan Istanbul.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Pendukung AK Party yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di luar markas partai di Istanbul, Senin (1/4). Partai Erdogan unggul di pemilihan lokal.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Pendukung AK Party yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di luar markas partai di Istanbul, Senin (1/4). Partai Erdogan unggul di pemilihan lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa ikut campur terhadap urusan dalam negeri Turki. Pernyataan itu datang setelah partai yang mengusung Erdogan, Justice and Development (AK) Party mengajukan keberatan atas hasil pemungutan suara di Ibu Kota Ankara.

AKP mengalami kekalahan dalam pemillihan lokal di Ibu Kota Ankara dan Istanbul, kota terbesar di Turki sekaligus pusat ekonomi negara itu. Partai itu mengajukan keberatan atas hasil pemilu kepada Dewan Pemilihan Tinggi negara. AK Party mencoba memperebutkan kemenangan oposisi di Istanbul yang hanya memiliki selisih kecil.

Baca Juga

Tindakan AKP membuat sejumlah negara memberikan pernyataan yang menunjukkan kekhawatiran mereka. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Palladino yang meminta Ankara untuk menerima hasil pemilu lokal.

Juru bicara Uni Eropa, Maja Kocijancic sebelumnya juga mendesak Pemerintah Turki mengizinkan pejabat terpilih dalam pemilu lokal untuk menjalankan mandat mereka secara bebas. Pemilu lokal negara itu digelar pada 31 Maret lalu dengan jutaan warga berpartisipasi memilih wali kota, anggota dewan kota, mukhtar (pejabat lingkungan), dan anggota dewan senior dalam periode lima tahun ke depan.

“Amerika dan Eropa ikut campur dalam urusan internal Turki. Kami memberi pelajaran demokrasi kepada seluruh dunia dan memperingatkan AS dan UE untuk mengetahui ‘tempat’ mereka,” ujar Erdogan dilansir Press TV, Sabtu (6/4).

Sebelum pemilihan berlangsung, Erdogan berusaha mengampanyekan kandidat AKP dalam berbagai kegiatan dan acara yang ia lakukan di banyak wilayah Turki. Ia juga meningatkan pemungutan suara yang dilakukan penting bagi bangsa di negara itu.

Para pemilih disebut khawatir dengan biaya hidup yang melonjak di Turki. Demikian juga dengan inflasi dua digit yang terjadi serta pengangguran yang jumlahnya meningkat. Hal ini membuat oposisi AKP memiliki kesempatan menang.

Di Ankara, kandidat wali kota dari AKP, Mehmet Ozhaseki memperoleh suara sekitar 47,6 persen. Sementara kandidat dari partai oposisi, Republican People’s Party (CHP), Mansur Yavas meraih 50,9 persen suara.

Di Istanbul, kandidat wali kota dari Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem Imamoglu menang tipis dengan perolehan 4.159.650 suara. Sementara kandidat dari AKP, Binili Yildirim mendapat 4.131.761 suara.

Atas tuntutan AKP, Dewan Pemilihan Tinggi Turki akan menghitung ulang suara pemilihan lokal di Istanbul pada Rabu (3/4) lalu. Imamoglu kemudian mengatakan bahwa dirinya tetap menjadi pemenang, bahkan sesudah penghitungan ulang dilakukan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement