REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri BUMN Rini Soemarno meresmikan berbagai fasilitas dan proyek di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam Airport Project Tour Bandara Internasional Soekarno-Hatta itu, fasilitas-fasilitas terbaru diresmikan oleh Menteri BUMN.
Selain itu, Rini juga melakukan ground breaking proyek gedung pelayanan angkutan terpadu (Integrated Building) serta proyek peningkatan aksesibilitas dan juga revitalisasi sub terminal 1C dan sub terminal 2F.
"Sementara fasilitas-fasilitas yang diresmikan antara lain stasiun kereta bandara, Stasiun Kalayang atau skytrain di Terminal 1, 2, 3 serta stasiun skytrain terpadu yang terintegrasi dengan stasiun kereta bandara, depo skytrain, Airport Operation Command Center (AOCC) dan sub gardu induk tegangan tinggi 150 KV, serta power station 2 dan 3,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Sabtu (6/4).
Stasiun kereta bandara dioperasikan sejak awal 2018 dan hingga kini melayani operasional kereta bandara dari Soekarno-Hatta menuju Stasiun Batu Ceper, Duri, BNI City, hingga ke Bekasi. Adapun minat masyarakat memilih kereta bandara semakin meningkat seiring dengan ketepatan dan kecepatan waktu (hanya 45 menit menuju bandara dari Stasiun BNI City), serta semakin banyaknya stasiun yang dilayani. Dalam waktu dekat, kereta bandara juga akan melayani keberangkatan dari Stasiun Manggarai.
Sementara itu, skytrain beroperasi sejak 2017 guna mempermudah perpindahan penumpang pesawat ke Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan stasiun kereta bandara. Operasional skytrain dilengkapi stasiun yang berada di masing-masing titik tersebut, serta juga terdapat depo sebagai tempat perawatan rutin kereta.
Adapun Airport Operation Command Center (AOCC) adalah pos komando terintegrasi yang memantau operasional bandara. AOCC merupakan kolaborasi antara PT Angkasa Pura II selaku airport operator, lalu airline operator, air navigation, dan authorities seperti Karantina, Bea Cukai, Imigrasi, Kepolisian dan sebagainya.
Salah satu hasil dari adanya AOCC adalah tingginya tingkat ketepatan waktu (On Time Performance/OTP) keberangkatan maskapai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mencapai hampir 94 persen pada Februari 2019 berdasarkan riset dari OAG.
Menteri BUMN juga meresmikan sub Gardu Induk Tegangan Tinggi, serta Power Station 2 dan 3, yang memastikan kehandalan kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Angkasa Pura II berani dengan agresif mau menginvestasikan untuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, yang saya tahu untuk proyek-proyek ini sebesar Rp 9 triliun seluruhnya," ucapnya.
Di samping meresmikan berbagai fasilitas tersebut Menteri BUMN juga melakukan ground breaking sejumlah proyek, yakni integrated building, Revitalisasi Terminal 1C dan 2F dan flyover aksesibilitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Integrated building akan memiliki konsep untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) serta menjadi pusat pelayanan angkutan moda terpadu. Pada bangunan itu akan terdapat hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan serta mengintegrasikan moda transportasi publik yang kereta, bus, hingga taksi.
Kemudian, revitalisasi Terminal 1C dan 2F guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang pesawat. Revitalisasi seluruh Terminal 1 dan 2 nantinya akan membuat kapasitas meningkat dari saat ini masing-masing sembilan juta penumpang menjadi masing-masing 18 juta penumpang.
Lalu proyek flyover yang berlangsung merupakan upaya untuk mengurai kepadatan di jalan akses Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan wilayah sekitar yakni Rawa Bokor. “Kinerja AP II selama empat tahun ini secara internasional Bandara Soekarno-Hatta mendapat banyak pengakuan dunia. Saya yakin Bandara Soekarno-Hatta dapat menjadi salah satu bandara terbaik dan teramai di dunia," ungkapnya.
Ke depan, Angkasa Pura II tidak berhenti mengembangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta meski saat ini sudah sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. “Kami berupaya agar pelayanan dan fasilitas dapat semakin baik," tambah Direkut Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin.