REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin menanggapi soal viralnya video hoaks yang menyebut server Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah di-setting agar memenangkan pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-KH. Maruf Amin. Ia meminta agar pihak kepolisian menelusuri video hoaks tersebut.
Apalagi, video tersebut direkam di rumah mantan Bupati Serang, Taufik Nuriman di kawasan Ciracas, Serang, Banten. "Saya baca di koran begitu (direkam di Banten), makanya harus ditelusuri. Kenapa di Banten? Kenapa itu kan kita baru tahu bahwa ada pertemuan di Banten dan memunculkan itu, ya diusut saja terus," ujar Kiai Maruf saat ditemui usai menghadiri acara silaturahim akbar di Pondok Pesantren Atthahiriyyah, Pelamunan, Serang, Banten, Sabtu (6/4).
Kiai Maruf mendukung langkah cepat KPU yang telah melaporkan video tersebut ke Bareskrim Polri. Pasalnya, diduga ada pihak yang sengaja menimbulkan kegaduhan dan mendelegitimasi Pemilu.
"Kita serahkan prosesnya. Kan KPU sudah melaporkan, diproses saja nanti siapa yang menskenariokan, siapa supaya itu timbul kegaduhan, seperti ada mendelegitimasi. Kan itu tidak main-main itu bisa memancing suasana tidak bagus karena itu harus diproses secara tepat," ucap Kiai Maruf.
Seperti diketahui, sebuah video viral menyebut server KPU telah diatur untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. KPU pun langsung melaporkan video yang diunggah tiga akun media sosial ke Bareskrim Polri pada Kamis (4/4) lalu. Ternyata, video tersebut direkam di rumah mantan Bupati Serang, Taufik Nuriman.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Taufik pun membenarkan bahwa video tersebut direkam di rumahnya saat tim pemenangan Capres Prabowo Subianto melakukan rapat sekitar satu jam. Di video itu, terekam seorang pria yang menyatakan bahwa KPU sengaja memenangkan pasangan Jokowi-Maruf.
"Tim dari Jakarta kan ada Timses Prabowo. Dia koordinator wilayah Banten ada kegiatan rapat tentang kondisi di lapangan saya punya ruangan ya silakan. Saya mah gak ngundang," ujar Taufik saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (5/4).
Taufik mengaku tak ada sangkut pautnya dengan pertemuan itu. Dia hanya sebagai fasilitator tempat rapat dan mengaku tidak mengenal peserta rapat yang lainnya. Dia pun kaget pertemuan di rumahnya itu ternyata viral di media sosial.
"Lupa namanya, saya kenal di situ saja. Kan saya mah mendengarkan saja, enggak tahu persis kan apakah fitnah apa benar kenyataannya," katanya.