REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut rakyat membutuhkan pekerjaan, bukan program kartu. Menurut Kiai Ma'ruf, kartu itu justru alat untuk mendapatkan pekerjaan.
Kiai Ma'ruf menerangkan kartu tersebut sebagai sarana agar pencari kerja mengasah keterampilan teknis. Pemerintah akan melakukan pelalatihan sehingga pencari kerja mendapatkan keterampilan, atau meningkatkan keterampilan.
Dilatih dulu supaya orang yang punya kerjaan kan punya keterampilan, dilakukan skilling, up skilling, reskilling, diberi skill dulu kemudian diberikan kartu pra kerja, supaya mudah mendapatkan pekerjaan," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (7/4).
Menurut Kiai Ma'ruf, memberikan pekerjaan kepada rakyat itu tidak bisa begitu saja, melainkan membutuhkan proses. Proses tersebut di antaranya melalui program kartu prakerja yang akan diberikan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak ujug-ujug kerjaan, kerjaan. Orang kan butuh skill, di-skilling dulu, bahkan up skilling, reskilling, kartu tandanya bahwa dia sudah memperoleh skill. Jadi bukan kartunya dimakan," kata pakar ekonomi syariah ini.
Kiai Ma'ruf berjanji akan mengeluarkan tiga kartu baru untuk meningkatan kemaslahatan masyarakat. Ketiga kartu tersebut, yaitu kartu kuliah, kartu sembako murah, dan kartu prakerja.
Melalui kartu itu, Kiai Ma'ruf bertekad untuk memperbesar manfaat dan maslahat program yang telah dilakukan dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Prabowo Subianto menyinggung program bagi-bagi kartu yang dipromosikan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Kritik tersebut dilontarkan Prabowo saat menceritakan lakon pertumbuhan ekonomi di hadapan relawan dan pendukungnya saat Kampanye Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Ahad (7/4).
“Hei Bung! Kita butuh pekerjaan. Bukan kartu-kartu," kata Prabowo menyinggung program kartu Jokowi-Ma'ruf.