REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 hanya tersisa 10 hari. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mengatakan bahwa BPN masih menunggu komitmen Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelesaikan permasalahan daftar pemilih tetap (DPT).
Ferdinand menyampaikan masalah DPT tersebut seperti disampaikan BPN terkait 17 juta pemilih bermasalah. "KPU berjanji menyelesaikan itu dan kami menunggu komitmen KPU," kata Ferdinand kepada Republika.co.id, Ahad (7/4).
Ia menuturkan, apabila KPU tidak menyelesaikan persoalan DPT tersebut maka BPN menganggap pemilu kali ini memperlihatkan demokrasi yang buruk lantaran banyaknya DPT yang janggal. BPN akan mempertanyakan hasil pemilu jika KPU tidak kunjung menyelesaikan persoalan DPT.
"Apa mau KPU nanti hasil pemilu ini menjadi dipertanyakan legitimasinya?" ujarnya.
Politikus Partai Demokrat itu meminta KPU untuk segera bertindak menyelesaikan DPT yang dinilai masih dipenuhi pemilih siluman. Ia berharap KPU bisa menyelesaikan sebelum pemilihan selesai dilaksanakan.
"Jadi kita minta KPU untuk segera menuntaskan itu. Komitmen KPU kita tunggu, jangan sampai legitimasi pemilu nanti dipertanyakan oleh publik, dipertanyakan oleh duina karena adanya DPT yang aneh, janggal, bahkan siluman," tegasnya.