REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Acara 'Ngaji Kebangsaan' yang melibatkan Mahfud MD, Ustadz Yusuf Mansur, dan grup musik Slank digelar di Lapangan Kodam V/ Brawijaya, Surabaya, Ahad (7/4). Penggagas acara Ngaji Kebangsaan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan, digelarnya acara tersebut adalah untuk mengajak masyarakat, khususnya di Jatim, untuk merenungkan persatuan bangsa di tengah perbedaan jelang pemilihan umum 2019.
"Lewat acara bertajuk Ngaji Kebangsaan diharapkan bisa menjadi rest area atau tempat berhenti sejenak untuk menurunkan tensi ketegangan jelang Pemilu 17 April 2019," ujar Gus Ipul saat menggelar konferensi pers di Surabaya Town Square, Ahad (7/4).
Ngaji Kebangsan ini, kata Gus Ipul, akan diisi penampilan Slank. Sebelum Slank tampil, akan ada tausiyah kebangsaan oleh Prof Mahfud MD dan Ustadz Yusuf Mansur. Gus Ipul pun mengingatkan, pemilihan umum merupakan ajang demokrasi yang lazim digelar tiap lima tahun. Hal itu sebaiknya disikapi dengan antusias, namun tetap menjaga kondusivitas.
Mahfud MD mengatakan, lewat acara Ngaji Kebangsaan, diharapkan bisa kembali mengeratkan ikatan kebangsaan. Dia pun mengingatkan, sebagai bangsa, Indonesia akan sangat beruntung apabila mampu bersatu. Dia berpesan, apapun kekurangannya, negara ini harus terus dijaga. Karena akan sangat rugi bangsa ini kalau terkoyak kebersatuannya.
"Tetapi karena ini sifatnya ngaji, ya rileks aja tidak usah terlalu tegang. Sehingga semua dari acara ini akan menyadarkan kepada kita. Karena yang paling bisa diandalkan dari kehebatan bangsa Indonesia itu karena bersatu di dalam keberagaman yang luar biasa," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan, apabila kebersatuan dalam keberagaman yang dimiliki Indonesia sampai terkoyak hanya karena satu event politik yang bernama pemilihan umum, akan sangat rugi besar. "Makanya mari kita ngaji. Ngaji itu kan sublemasi dari pemahaman dan kesadaran secara lembut, tidak pakai teriak-teriak yang berlebihan. Kita mau bersenang-senang, tapi membangun kesadaran di dalam kesenangan itu," ujar Mahfud.
Ustadz Yusuf Mansur meyakini kegiatan tersebut sangat positif dalam upaya semakin merekatkan kebangsaan masyarakat Indonesia. Yusuf Mansyur otimistis, gelaran pesta demokrasi tidak akan memecah belah persatuan bangsa Indonesia yang sudah lama terajut. Bahkan, kata dia, hingga kampanye dimulai, tidak ada keretakan-keretakan yang mengancam kesatyan bangsa Indonesia, akibat beda piligan pada Pemilu.
"Saya kan orangnya pengen positif aja, saya bilang nggak ada (keretakan akibat Pemilu). Kan kampanye terbuka yg begitu gila-gilaannya, banyak sekali basis massa 01, basis massa 02, tapi gak terjadi apa-apa," ujar Yusuf Mansur.
Namun demikian, kata Yusuf Mansur, potensi keretakan memang ada. Potensi itu yang menurutnya diharapkan bisa diminimalisir, atau bahkan ditiadakan, lewat kegiatan Ngaji Kebangsaan tersebut. Dia pun meyakini, upaya tersebut akan sangat efektif dalam menghambat potensi keretakan yang bisa merusak kebersatuan bangsa Indonesia itu.