REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Peboling Indonesia berharap penghitungan skor boling dikembalikan ke yang lama. Dengan penghitungan lama, para peboling dituntut punya kemampuan dan konsistensi prima dalam menjatuhkan pin-pin di lintasan. Ini disampaikan peboling putri nasional Sharon Adelina Liman Santoso.
"Contohnya sekarang setiap strike (menjatuhkan seluruh pin dengan sekali lemparan) langsung dikasi nilai 30, sementara yang lama harus menunggu lemparan berikutnya untuk mengetahu nilainya," kata Sharon kepada Republika.co.id, di sela acara Sinar Mas Land Bowling Journalist Tournament 2019 di Spincity Bowling Arena, The Breeze BSD City, Tangerang Selatan, akhir pekan lalu.
Menurut Sharon, dengan penghitungan model lama, peboling dituntut untuk bisa melakukan strike secara berturut-turut agar penambahan nilainya bagus. Sementara dengan penghitungan sekarang, andai tidak berurutan pun strike langsung dihargai nilai tinggi.
"Jadi skill pemain agak kurang bernilai dengan penghitungan baru ini. Sebab ada tipe peboling yang dia strike, kemudian lemparan berikutnya tidak. Contohnya peboling Cina Taipei yang tipe lemparannya susah untuk mereka strike berturut-turut," ungkap Sharon.