REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, kritik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Koalisi 02 dilaksanakan dengan baik oleh Prabow. Kritik SBY terkait kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK tersebut disampaikan melalui surat kepada tiga pimpinan Demokrat, Amir Syamsudin, Syarief Hassan dan Hinca Pandjaitan.
Hendri menambahkan, ada beberapa bukti bahwa kritik SBY dilaksanakan oleh Prabowo. Ia menyontohkan, dalam berpidato, Prabowo lebih memilih kata Tuhan, daripada Allah. Meskipun dalam beberapa kesempatan ia juga menyebutkan kata Allah.
Selain itu, Hendri menuturkan, dalam kampanye Prabowo di Gelora Bung Karno (GBK) turut hadir di dalamnya tokoh dari umat agama lain. Hal itu menunjukkan bahwa kampanye Prabowo cukup inklusif.
Terdapat tiga tokoh agama selain Islam yang hadir dalam kampanye Prabowo di GBK. Mereka adalah tokoh Agama Protestan, Benyamin Daniel Waroka. Tokoh Agama Katolik, Haposan Batubara. Serta tokoh Agama Budha, Erwanto.
Selanjutnya, menurut pendiri KedaiKOPI itu, kritik dari SBY kepada Prabowo sebenarnya memiliki makna positif. Hal itu menjadi bukti bahwa mereka terbuka terhadap masukan. Di sisi lain, kritik merupakan dorongan bagi Koalisi 02 untuk lebih baik dan solid.
"Kritik itu mungkin ada juga di sebelah (kubu Koalisi 01), kritikan untuk Megawati misalnya. Tapi kan tidak terekspose dan yang ini (kritik SBY) terekspos," ucap Hendri, Senin (8/4).
Meskipun demikian, Hendri melihat, teguran SBY itu merupakan cara untuk menyelamatkan konstituen Partai Demokrat. Model kampanye shalat berjamaah dan berdoa bersama cenderung menguntungkan PKS dan PAN yang merupakan Partai Islam. Sedangkan Demokrat cenderung Nasionalis, sehingga mengedepankan kebhinekaan.
"SBY seakan memberikan pesan, eh ini Demokrat tetap kebinekaan," ucap Hendri.