Selasa 09 Apr 2019 00:45 WIB

Malaysia Sebut Ada 200 Pengungsi Rohingya di Laut

Pihak berwenang khawatir ini akan menjadi gelombang baru penyelundupan manusia.

Sejumlah warga melihat perahu milik warga etnis Rohingya yang terdampar.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Sejumlah warga melihat perahu milik warga etnis Rohingya yang terdampar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia mengawasi kapal-kapal yang membawa lebih dari 200 migran Rohingya setelah puluhan migran lainnya ditemukan di dekat pantai utara negara tersebut, Senin (8/4). Sejumlah migran Muslim dari etnis Rohingya menumpang perahu dalam beberapa bulan ini untuk mencapai Malaysia.

Pihak berwenang khawatir ini akan menjadi gelombang baru penyelundupan manusia melalui laut setelah pemberantasan perdagangan manusia pada 2015. Sebanyak 41 pria dan remaja laki-laki Rohingya berusia antara 14 hingga 30 tahun pada Senin ditahan di dekat kota Simpang Empat setelah merapat di pantai Sungai Besar.

Baca Juga

Kepala Polisi Negara Noor Mushar Mohamad mengatakan 35 migran mendarat di pantai yang sama bulan lalu di negara bagian Perlis yang berbatasan dengan Thailand. Noor Mushar mengatakan ada lebih banyak kapal lagi yang membawa 200 pendatang yang diyakini berada di laut.

"Jika kami menemukan mereka di perairan wilayah kami, maka kami akan mendaratkan mereka," katanya. 

Dia menambahkan, belum jelas apakah kelompok ini berlayar dari Bangladesh atau Myanmar. Lebih dari 700 ribu orang Rohingya menyebrang ke Bangladesh pada 2017 melarikan diri dari tindakan keras tentara di Rakhine State, Myanmar, menurut badan PBB.

Myanmar memandang orang-orang dari suku Rohingya sebagai pendatang gelap dari anak benua India yang jumlahnya puluhan ribu dan mendirikan kemah di Rakhine sejak terjadi kekerasan di kawasan itu pada 2012. Kekacauan itu menyebabkan puluhan ribuan suku Rohingya melarikan diri dari Myanmar melalui laut.

Pelarian besar-besaran ini mencapai puncaknya pada 2015 saat diperkirakan 25 ribu orang menyeberangi Laut Andaman menuju Thailand, Malaysia dan Indonesia. Banyak dari mereka yang tenggelam karena perahu yang sarat muatan dan tidak layak.

Perahu yang tiba di Perlis pada Senin mengangkut 47 orang Rohingya. Noor Mushar, mengutip wawancara dengan seorang tahanan, mengatakan mereka membayar seorang warga Thailand yang membantu mereka dengan uang 4.000 ringgit (976 dolar AS) masing-masing untuk mencapai Malaysia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement