REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bupati Indramayu, Supendi, menetapkan status darurat untuk bencana banjir akibat luapan sungai Cimanuk yang menyergap sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu. Dia meminta agar pengelola Bendung Rentang menurunkan debit air yang digelontorkan ke sungai tersebut untuk mengurangi banjir yang semakin meluas.
‘’Statusnya darurat,’’ ujar Supendi, Selasa (9/4). Supendi mengatakan, penetapan status darurat itu dikarenakan banjir sudah semakin meluas. Hiingga kini, tercatat ada 12 desa/kelurahan yang tersebar di lima kecamatan yang tergenang banjir luapan sungai Cimanuk.
Untuk mengatasi kondisi itu, Supendi mengaku telah meminta secara langsung kepada pengelola Bendung Rentang di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, agar mengurangi gelontoran air yang mengarah ke sungai Cimanuk. Menurutnya, dari Bendung Rentang, air bisa juga dibagi ke Saluran Induk (SI) Sindupraja dan SI Cipelang.
‘’Jangan semuanya digelontorkan ke sungai Cimanuk,’’ tegas Supendi.
Supendi mengatakan, penggelontoran debit air yang tinggi ke sungai Cimanuk akhirnya membuat air meluap ke sejumlah desa yang terletak di pinggir DAS Cimanuk. Selain itu, kondisi tersebut juga berbahaya mengingat adanya empat titik tanggul kritis mulai dari Bangkir hingga Waledan.
‘’Kalau debit airnya terlalu besar, khawatir tanggul kritis itu akan jebol,’’ tukas Supendi.
Supendi menambahkan, Pemkab Indramayu sudah mendirikan dapur umum dan menyiapkan alat berat untuk mengantisipasi jebolnya tanggul sungai Cimanuk. Dia pun sudah memerintahkan Puskesmas di wilayah banjir untuk selalu siap melayani warga.
‘’Warga harus waspada, namun tetap tenang,’’ kata Supendi.