Selasa 09 Apr 2019 18:36 WIB

Israel Didesak Perbaiki Layanan Penjara yang Dinilai Buruk

Layanan penjara Israel kurang memperhatikan aspek kesehatan tawanan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Penjara Israel (ilustrasi)
Foto: EPA/Oliver Weiken
Penjara Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

Baca Juga

 

Israel Didesak Perbaiki Layanan Penjara

 

RAMALLAH – Otoritas Israel didesak untuk memperbaiki layanan penjara. Desakan ini disampaikan ratusan warga Palestina yang ditahan dengan kondisi pelayanan yang memprihatinkan. 

Tahanan Palestina dan mantan Komite Urusan Tahanan mengatakan setelah pembicaraan antara tahanan dengan Layanan Penjara Israel (IPS) di penjara Timon tak membuahkan hasil, membuat para napi pun mogok makan dan minum. 

Tahanan Palestina menuntut agar IPS menghapus semua perangkat elektronik yang menggangu tahanan di beberapa penjara seperti berdampak pada kesehatan termasuk pusing, sakit kepala, hingga penyakit yang berhubungan dengan kanker.  

Disamping itu para tahanan juga menuntut untuk kunjungan keluarga tahanan Gaza. Mereka juga meminta penjara memasang telepon publik serta mengakhiri penggeledahan sel. Tahanan juga menuntut peningkatan layanan medis di penjara.  

“Komite mengatakan aksi mogok makan yang dimulai 120 tahanan di Rimon dan penjara Negev itu akan meningkatkan jumlahnya pada hari berikutnya,” seperti dilansir Maan News pada Selasa (9/4). 

IPS diyakini bakal sepakat dengan tuntutan para tahanan sebagai dampak tekanan politik jelang pemilihan legislatif Israel yang akan datang. 

Apalagi sekitar 120 tahanan Palestina mogok maka menyusul gagalnya komunikasi dengan Layanan Penjara Israel (IPS) terkait situasi penjara-penjara Israel yang memburuk.  

Sementara itu Menteri Keamanan Publik Israel, Gilad Erdan, secara pribadi memimpin kampanye untuk mempersulit hidup tahanan Palestina termasuk mengurangi jumlah air yang diterima tahanan. Erdan baru-baru ini juga menyerukan untuk mempersiapkan rumah sakit di Israel agar bisa menampung tahanan  melakukan mogok makan dan air. Hal itu dilakukan sebagai tanda bahwa tuntutan para tahanan tidak akan dipenuhi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement