REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai pasukan tempur dari matra udara, prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI-AU harus memiliki since of crisis atau kepekaan terhadap sebuah suasana yang sedang dihadapi oleh seseorang maupun kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai ancaman bahaya penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
"Karena sebagai bagian integral dari TNI, khususnya TNI AU, prajurit Korpaskhas harus memahami secara utuh mengenai ancaman maupun bahaya penyebaran paham radikalsime-terorisme itu serta potensi ancaman teror yang sangat luas dimensinya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius di Aula Mako Batalyon Komando 467/Hardha Dedali, Wing I/Harda Marutha Paskhas, komplek Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (8/4).
“Apa yang sudah saya sampaikan tadi hal-hal yang belum dimengerti selama ini tentunya menjadi mengerti. Seperti bagaimana mengidentifikasi orang yang terpapar dengan radikalisme, bagaimana mengatasinya, lalu apa yang mesti diperbuat, lalu bagaimana pimpinan mengambil keputusan dan sebagainya tentunya bisa kita jelaskan dengan pencerahan yang saya berikan tadi,” ujarnya.
Untuk itulah mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini merasa perlu memberikan gambaran secara utuh mengenai fonomena perkembangan bahaya penyebaran paham radikalisme terorisme kepada prajurit Korpaskhas.
“Untuk itu hari ini saya diundang oleh Dankorpaskhas untuk memberikan pencerahan sebagaimana saya berikan di Kopassus, kemudian juga di Marinir dan sekarang di Korpaskhas. Ini agar supaya punya kesamaan visi dan misi dalam rangka menjaga kesatuan negara ini dan juga masalah keluarganya supaya jangan sampai terpapar hal-hal yang sangat tidak baik yang mengancam keutuhan bangsa dan negara,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Dalam pembekalan selama kurang lebih tiga jam tersebut alumni Akpol tahun 1985 ini meminta agar kita semua mengenal kembali mengenai bagaimana nasionalisme kebangsaan kita dan bagaimana kita menjaga semua ini dengan baik. Hal ini dikarenakan TNI dan Polri sesuai tugas pokok dan fungsinya di desain untuk bela negara. Namun tidak menutup kemungkinan bibit-bibit radikalisme negatif bisa saja sewaktu-waktu tumbuh di instansi tersebut.
“Seperti apa yang disampaikan tadi bahwa garda terdepan dalam menjaga republik ini adalah TNI dan Polri. Kita harapkan dengan pemahaman yang utuh tadi mereka bisa menjaga bukan hanya terhadap kesatuannya tapi juga keluarganya. Dan yang lebih besar lagi yakni menjaga negeri ini,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini.